Satu Ekor Ikan Koi Showa di Blitar Tembus Rp 10 Juta/Ekor

Blitar –
Ikan koi kerap dipercaya menjadi unsur pembawa hoki atau keberuntungan baik bagi pembudidaya maupun penghobi. Tak heran, di masa pandemi yang berkepanjangan ini, tren permintaan ikan hias yang berasal dari Jepang ini meningkat.
Hal ini pun turut dirasakan oleh Krisnowo (47) salah satu Petani ikan koi di Desa Sumberingin, Kabupaten Blitar. Krisnowo di masa pandemi ini turut kecipratan pundi-pundi cuan dari hasil budidaya ikan koi yang dirintisnya sejak tahun 2008 ini.
Di tahun 2020, misalnya, satu ekor ikan koi jenis showa yang memiliki tiga warna yakni, hitam, merah, dan putih miliknya, berhasil dijual dengan harga yang cukup fantastis. Bahkan, ikan tersebut menjadi rekor tertinggi dari hasil penjualannya.
“Paling tinggi untuk satu ekor ikan koi itu Rp 10 juta, itu di tahun 2020 kemarin (di masa pandemi), ikannya jenis showa (tiga warna),” ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu saat Jelajah UMKM
Ketua Kelompok Beringin Koi Blitar ini menuturkan alasan ikan tersebut dijual dengan harga yang tinggi penyebabnya yakni ukuran yang besar dan perpaduan warna yang dominan. Selain itu, ikan tersebut juga sudah pernah menang kontes.
“Jadi ukurannya itu kemarin 45 cm, warnanya itu ada di kepala, bagian tengah dan belakang semuanya proporsional 30%. Terus bodi koi nya juga besar atau bagus,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan ikan tersebut dijual ke pedagang lokal di area Blitar langganannya untuk di jual kembali. Biasanya, kata dia, dari pedagang ke penghobi harganya bisa naik hingga dua kali lipat. Namun, karena momentumnya sulit didapatkan sehingga ia langsung menjual ke pedagang lokal.
“Karena untuk bisa dapat ikan koi berkualitas bagus ini sangat jarang perbandingannya sekitar satu banding ribuan, karena satu indukan bisa menghasilkan 150.000 bibit dan paling hanya ada 1 yang berkualitas sangat baik,” terangnya.
“Dan normalnya yang kualitas dan semua aspeknya yang bagus itu harga untuk ukuran ikan 15-20 cm sekitar Rp 2 juta – Rp 3 juta dari petani,” imbuh Krisnowo.
Sebagai informasi, Krisnowo memiliki 12 kolam ikan dari 225 kolam di Kelompok Beringin Koi. Di 225 kolam tersebut, kelompok yang dipimpin oleh Krisnowo ini memiliki ikan koi kecil (nener) 2.100.000 ekor, ukuran 10- 20cm 700.000 ekor dan ukuran 20-25cm, 70.000 ekor ekor milik anggota peternakan di Desa Sumbersari.
Dia menuturkan dalam mengembangkan usaha ikan koi ini turut memanfaatkan permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI. Sebab, kata dia, sebelum melakukan pinjaman untuk mengembangkan kolam ikan, dirinya mengalami kesusahan karena kebanyakan petani koi pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
“Setelah pinjaman ini kita bisa sewa lahan, pendapatan lebih, punya tabungan. Untuk omset sesudah pinjam ini ya meningkat sampai 300%. Karena kita kan jika mau menambah lahan kan harus sewa dan otomatis butuh modal dan jika tidak ada pinjaman ya pasti susah. Ketika lahan sudah bertambah ya pendapatan juga otomatis bertambah,” pungkasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(akn/ega)