
Satgas Ungkap Strategi agar Desa Siap Hadapi Pandemi COVID-19

Jakarta –
Penanganan COVID-19 harus dimulai dari wilayah yang terkecil, yakni desa. Oleh karena itu, Satgas Penanganan COVID-19 terus berupaya untuk mendorong kesiapsiagaan desa-desa dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Dr Sonny Harmadi mengatakan desa perlu dibekali, terutama terkait pencegahan dan penanganan COVID-19. Apalagi mengingat virus Corona yang terbilang mudah menular.
“COVID-19 tuh sangat amat menular ya. Mudah menular, dan yang menularkan tuh manusia. Jadi menular dari manusia ke manusia. Supaya tidak tertular maka kita harus melakukan pencegahan,” ujarnya dalam talkshow virtual pada Selasa (27/7/2021)
Ia menjelaskan terdapat sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk menjadi desa tangguh yang siap menghadapi pandemi. Pertama yaitu menyusun protokol desa dan memberikan edukasi terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan 3M.
“Desa harus menghadapi COVID ini dengan kesiapsiagaan. Karena desa itu lumbung pangan kita, ketika nanti terdampak bahaya. Apa yang perlu dilakukan? Pembuatan SOP atau protokol desa untuk menghadapi COVID-19. Yang kedua sosialisasi dan edukasi kepada warga desa. Dengan adanya posko desa, posko kelurahan sangat penting perannya dalam menyebarluaskan informasi COVID-19,” ujarnya, Rabu (28/7/2021).
Menurutnya sejauh ini persiapan desa sudah baik. Hanya saja, masyarakat setempat belum disiplin dalam menerapkan prokes. Ia menyebut warga desa masih sering lepas-pasang masker, apalagi saat berbicara dengan warga lainnya. Padahal hal tersebut dapat meningkatkan risiko penularan virus Corona.
“Waktu itu saya sempat keliling ke desa-desa untuk cek bagaimana kesiapsiagaan desa di dalam menghadapi COVID-19. Ternyata sangat bagus cuma punya kebiasaan kadang-kadang begitu bicara maskernya dibuka. Jadi yang namanya sopan itu kalau pada saat diam itu masker dipakai, (tapi) pada saat bicara masker dibuka. Padahal yang sangat berisiko pada saat bicara. Jadi biasakan berbicara menggunakan masker,” katanya,
Selain itu, Sonny menyebut kepala desa, perangkat desa, serta jajarannya perlu memperkuat fungsi keluarga. Serta menjaga agar desa tetap produktif melalui optimalisasi peran BUMDes.
“Membangun lumbung desa juga sangat penting. Kemarin kamu sudah dorong. Kemudian pelaksanaan padat karya di desa mohon didorong untuk yang terkait dengan COVID-19 dan penguatan pendamping dan penyuluh di desa,” ujarnya.
“Kemarin kami sudah bekali 4.000 orang pendamping PKH, para penyuluh Desa juga rencananya akan kami beri pembekalan terkait dengan COVID-19. Salah satu peran penting desa adalah menginformasikan kepada seluruh masyarakat desa nya tentang COVID-19, bagaimana upaya pencegahannya, dan bagaimana kita bisa bergotong-royong kalau sampai ada warga kita yang terkena,” imbuhnya.
Sonny juga meminta agar desa rutin mendata kesehatan warga, mulai dari tingkat desa hingga ke tingkat RT/RW. Ia menilai pendataan kondisi kesehatan ini penting demi mengantisipasi penularan COVID-19 pada kelompok yang berisiko tinggi. Sekaligus menekan angka kematian akibat COVID-19.
“Kalau bisa mendata kesehatan warga di tingkat RT/RW maupun di desa. Karena yang paling berisiko untuk meninggal kalau terkena COVID 19 adalah mereka yang kesehatan warganya kurang,” tandasnya.
Diungkapkan Sonny, pihaknya tengah mengembangkan Compok Sehat di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Di sana, lanjut dia, warga dengan gejala flu atau gejala batuk-pilek namun tidak memiliki alat tes, dikumpulkan dalam rumah yang sama. Kemudian, para warga tersebut akan dipantau dan diawasi oleh petugas kesehatan setempat. Selain itu, Sonny juga mendorong warga desa untuk menggelar musyawarah bersama. Adapun musyawarah ini dilakukan untuk menetapkan sanksi bagi warga yang bandel dan masih melanggar aturan ataupun protokol kesehatan yang telah disepakati.
(akn/ega)
Satgas Ungkap Strategi agar Desa Siap Hadapi Pandemi COVID-19
