RI Peringkat 3 Dunia Penderita TBC, STPI Ajak Cegah Sejak Dini

Jakarta – Selain COVID-19, bahaya penyakit tuberkulosis TBC masih mengintai Indonesia. Bahkan, setiap tahun Indonesia menyumbang 824.000 pasien sakit TBC dan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak ketiga di dunia.

Kondisi ini diperparah dengan pandemi yang melanda. Hal ini karena terbatasnya aktivitas masyarakat yang disebut-sebut meningkatkan penularan infeksi TBC.

Apa yang Dapat Dilakukan untuk Memutus Penularan TBC?

Sejalan dengan upaya Kementerian Kesehatan, di awal tahun 2022 ini, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) menggelar kampanye komunikasi digital, yaitu #141CekTBC. Tujuannya tidak lain untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia lebih peka terhadap gejala-gejala awal TBC. Masyarakat diharapkan agar dapat memeriksakan sedini mungkin di fasilitas pelayanan kesehatan, dan mengobatinya sampai tuntas.

Lewat kampanye ini, diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat Indonesia terhadap gejala dan akses pemeriksaan penyakit TBC. Sasarannya adalah masyarakat dengan gejala batuk terus menerus selama 14 hari atau lebih, tidak melakukan pengobatan tanpa didahului tes dan diagnosis dari dokter. Apalagi di masa pandemi COVID-19 dan di wilayah endemis TBC seperti Indonesia, promosi kesehatan sangat diperlukan terutama untuk mendorong masyarakat mencari pelayanan kesehatan yang tepat.

“Di masa pandemi ini, banyak masyarakat sudah mengenal gejala COVID-19 dan mulai memperhatikan isu kesehatan. Kami berharap kampanye #141CekTBC dapat mendorong kesadaran baru bahwa jika batuk tak reda dalam 14 hari atau lebih, sudah waktunya untuk melakukan pemeriksaan ke dokter”, ujar Direktur Eksekutif Stop TB Partnership Indonesia, Dr. Henry Diatmo, MKM.

Henry berharap, adanya komunikasi digital #141CekTBC dapat membantu masyarakat Indonesia mempunyai taraf kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik daripada sebelumnya.

Kampanye komunikasi digital ini dilengkapi dengan berbagai fitur-fitur yang memudahkan untuk mengetahui risiko dan gejala tuberkulosis. Sebut saja fitur chatbot 141CekTBC yang akan segera hadir dan bisa diakses dari website https://141.stoptbindonesia.org untuk memudahkan masyarakat mengidentifikasi TBC sejak dini, sampai mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan. Tidak hanya itu, fitur ini bisa menyambungkan masyarakat Indonesia langsung dengan dokter melalui mitra e-health platform serta komunitas peduli TBC terdekat.

Selain itu, ada fitur Pengingat 141CekTBC yang membantu masyarakat dalam mengetahui gejala tuberkulosis dengan lebih cepat. Nantinya, masyarakat bisa menandai berapa lama gejala batuk yang dialami sudah berlangsung. Jika sudah mencapai hari ke-14, masyarakat akan mendapat pengingat untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

14 hari batuk tak reda? 1 solusi, cek dokter segera! (adv/adv)

Terima kasih telah membaca artikel

RI Peringkat 3 Dunia Penderita TBC, STPI Ajak Cegah Sejak Dini