Rentetan Kerusuhan di Poumako Papua hingga Jatuh Korban Penembakan

Jakarta –
Kerusuhan di Poumako jatuh korban. Satu orang warga tertembak dan sedang dalam perawatan di RSUD Mimika.
Peristiwa ini bermula pada Minggu (7/3) sekitar pukul 18.30 WIT. Awalnya beberapa warga di Kampung Pomako mabuk dan memaksa hendak menumpang di kendaraan yang melintas.
Karena kondisi warga dalam keadaan mabuk, sopir kendaraan tidak mengizinkan warga menumpang. Akhirnya terjadi perdebatan mulut dan adu fisik yang mengakibatkan salah satu warga yang mabuk babak belur.
Melihat kejadian tersebut Warga Kekwa berbondong-bondong mendatangi jalan Poros Pomako melakukan pemalangan. Masyarakat Kekwa yang berjumlah kurang-lebih 400 orang berkumpul di Jalan Poros Mapurujaya-Pomako.
Masyarakat Kekwa tak terima salah satu warga mereka dikeroyok si pengendara. Wakapolres Mimika Kompol Sarraju menjelaskan kepolisian di lokasi berusaha menenangkan warga, di mana Kapolsek Pomako Ipda I Made Aribawa mendekati tokoh-tokoh dan orang yang dituakan.
Di tengah proses negosiasi, tiba-tiba satu unit truk TNI datang dan membubarkan warga, hingga akhirnya mendapat perlawanan dengan lemparan batu.
“Benar ada yang menjadi korban penembakan, namun saat ini masih dalam pemeriksaan. Karena saat kejadian, ada satuan lain di TKP, sehingga masih dilakukan koordinasi dengan satuan lain,” tambah Sarraju.
Tertembaknya satu warga mengakibatkan pemalangan jalan berlanjut hingga hari ini. Sementara warga yang tertembak dalam perawatan di RSUD Mimika.
“Korban saat ini berada di RSUD untuk menjalani tindakan medis,” ujarnya Sarraju.
Komandan Yonif Raider 754/Eme Neme Kangasi/20/3 Kostrad, Mayor Inf Doni Firmansyah, menuturkan pihaknya sampai saat ini masih melakukan penyelidikan terkait sejumlah anggotanya terlibat dalam kerusuhan di Poumako, Papua. Doni memastikan tidak ada tembakan yang dikeluarkan oleh anggotanya.
“Kami sudah cek semua anggota, tidak ada satupun amunisi yang keluar dari anak-anak kami, saya yakinkan itu, ” Kata Doni di ruang kerjanya di Mako Yonif 754/ENK 20/IJK, Selasa (9/3).
Doni menjelaskan, pada saat itu, salah satu anggotanya mendapat laporan dari warga atas keributan yang terjadi. Kemudian beberapa anggota mengajak rekan lainnya untuk melakukan monitoring.
“Yang turun ke TKP ada 10 orang, yang membawa senjata cuma satu orang itu perwira, membawa senjata jenis SS2, kami sudah periksa senjatanya, tidak ada bekas keluarnya amunisi, amunisi masih lengkap, dan senjata bersih,” ujarnya.
Ayah dari korban dugaan penembakan saat kerusuhan di Poumako, Mimika, Papua, Silvester Bewermbo meminta ganti rugi Rp 5 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Mimika dan Kodim 1710/Mimika, atas kejadian yang menimpa anaknya, Andreas Bewermbo (20). Silvester mengatakan anaknya tak ada kaitan dengan permasalahan awal yang menjadi pemicu terjadinya kerusuhan.
“Penembakan terhadap anak saya itu tidak sesuai prosedur. Saya minta ganti rugi Rp 5 miliar,” kata Silivester.