Copenhagen –

Otoritas Denmark akan tetap menangguhkan penggunaan vaksin virus Corona (COVID-19) buatan AstraZeneca. Penegasan ini disampaikan Denmark meskipun regulator Eropa, Badan Obat-obatan Eropa (EMA), telah memberi izin untuk penggunaan vaksin tersebut usai muncul kasus pembekuan darah.

“Keputusan kami untuk menangguhkan vaksinasi dengan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca hingga pekan ke-12 (22-28 Maret) tetap berlaku,” tegas Kepala Otoritas Kesehatan Denmark, Soren Brostrom, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (19/3/2021).

“Dalam beberapa hari mendatang, Otoritas Kesehatan Denmark dan Badan Obat-obatan Denmark akan menilai dampak pengkajian EMA terhadap vaksin COVID-19 dari AstraZeneca terhadap program vaksinasi Denmark,” imbuh Brostrom.

Pekan lalu, Denmark menjadi negara pertama yang menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Langkah Denmark itu diikuti oleh belasan negara lainnya, yang kebanyakan negara Eropa.

Dalam pernyataan terbaru, Otoritas Kesehatan Denmark menekankan bahwa meskipun EMA menekankan manfaat dari vaksin AstraZeneca dan menyebutnya ‘aman dan efektif’, regulator yang berkantor di Amsterdam, Belanda itu menyatakan ‘tidak bisa mengesampingkan adanya keterkaitan antara sedikit kasus pembekuan darah yang langka namun parah dan vaksinasi dengan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca’.

Denmark kini tengah menyelidiki 10 kasus, termasuk satu kasus fatal, di mana pembekuan darah atau gejala pembekuan darah muncul setelah lebih dari 140 ribu orang menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Selain Denmark, negara-negara lainnya seperti Swedia, Norwegia dan Islandia juga menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena risiko pembekuan atau penggumpalan darah.

Dalam pernyataan terpisah, Swedia dan Norwegia juga menyatakan akan menunggu sembari melakukan penyelidikan lebih lanjut sebelum melanjutkan kembali vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca. Sementara Islandia belum mengumumkan langkah terbaru terkait vaksin ini.

(nvc/ita)