Banda Aceh –

Tim gabungan di Aceh Timur, Aceh, menggelar vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat di wilayah pedalaman. Untuk menuju lokasi tanpa sinyal ponsel tersebut, petugas harus menaiki boat atau perahu.

Vaksinasi massal di Desa HTI Ranto Naro, Aceh Timur, menargetkan dapat menyuntik 50 penduduk. Petugas gabungan personel Polsek Simpang Jernih bersama Babinsa, Kepala Puskesmas, dan tenaga kesehatan bergerak ke lokasi dengan menyusuri sungai.

Rombongan berangkat menggunakan boat ke Desa Batu Sumbang. Arus sungai tergolong deras. Petugas membawa berbagai peralatan, termasuk dosis vaksin.

“Untuk menuju desa pedalaman itu, petugas harus menempuh perjalanan menggunakan boat selama 1,5 jam,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy kepada wartawan, Rabu (3/11/2021).

Setelah melakukan perjalanan dengan boat, kata Winardy, rombongan harus menempuh jalur darat selama 45 menit. Begitu rombongan tiba di lokasi, masyarakat setempat disebut antusias menerima suntikan vaksin.

“Desa yang menjadi lokasi vaksinasi itu terisolir dan di desa itu pun tidak ada jaringan atau sinyal HP,” jelas Winardy.

Winardy menyebut Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar mengapresiasi perjuangan tim gabungan tersebut. Proses vaksinasi itu bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh warga.

“Bapak Kapolda menyampaikan terima kasih kepada semua petugas tersebut yang dinilai memiliki dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas di samping untuk menanggulangi COVID-19,” ujarnya.

Untuk diketahui, capaian vaksinasi di Aceh baru sekitar 31% atau di bawah rata-rata nasional 50%. Pemerintah di Aceh melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan capaian tersebut.

“Capaian kita 31 persen, memang lebih rendah. Penyebabnya mungkin kelemahan kita dalam memberikan penjelasan ke masyarakat, jangan kita salahkan masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif kepada wartawan, Rabu (3/11).

Hanif mengatakan pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan capaian vaksinasi. Dia berharap masyarakat bersedia disuntik vaksin Corona.

“Ini tergantung dengan suplai vaksin di Jakarta, kalau suplai vaksinnya sedikit, kita tidak bisa apa-apa,” tutur Hanif.

(agse/lir)