Pemkab Klaten Selidiki Temuan Bangkai Babi di Sungai, Ini Hasilnya

Klaten

Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Pemkab Klaten, Jawa Tengah menyelidiki kasus temuan bangkai-bangkai babi di sungai. Hasilnya, Pemkab Klaten menemukan ada kasus kematian pada ternak babi di Kecamatan Jogonalan.

“Terjadinya kematian ternak babi di daerah Jogonalan beberapa waktu lalu telah dilakukan investigasi pada pertengahan Bulan November. Investigasi dilakukan oleh Dinas bersama Balai Besar Veteriner, ” ungkap Kepala DPKPP Pemkab Klaten, Widiyanti saat dihubungi detikcom, Jumat (1/1/2021).

Menurut Widiyanti dari hasil penyelidikan itu diketahui babi-babi di peternakan tersebut mati karena virus African Swine Fever (ASF).

“Dan hasilnya baru seminggu yang lalu kita terima. Bahwa penyebab kematiannya adalah positif ASF,” jelas Widiyanti.

Widiyanti menjelaskan, belum ada obat untuk virus tersebut sampai saat ini. Untuk mencegah kematian, kata Widiyanti, seharusnya dilakukan bio security yang ketat.

“Hanya dengan bio security. Bisa dengan disinfektasi, keluar masuk orang di kandang harus ketat atau tidak membeli ternak babi dari daerah wabah,” papar Widiyanti.

Kejadian di Jogonalan itu, lanjut Widiyanti disebabkan ada peternak yang membeli hewan dari daerah wabah. Ternak yang mati dikuburkan dan tidak dibuang.

“Jadi ternak yang mati di peternak dikubur tidak dibuang. Prediksi kami yang kejadian pembuangan ternak babi di sungai beberapa hari ini dari pedagang luar bukan peternak karena teman-teman sudah menelusuri ke peternak,” sambung Widiyanti.

Lalu, dari mana asal bangkai babi yang ditemukan di Sungai Tibayan dan Sungai Lunyu?

Terima kasih telah membaca artikel

Pemkab Klaten Selidiki Temuan Bangkai Babi di Sungai, Ini Hasilnya