Pemerintah Jelaskan soal Hasil Rapid Test Corona Non-Reaktif tapi Swab Positif

Jakarta –
Juru Bicara Pemerintah terkait Update Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menjelaskan perihal penggunaan rapid test. Wiku mengatakan rapid test hanya berfungsi sebagai skrining.
Penjelasan itu disampaikan Wiku untuk menjawab adanya warga yang melakukan rapid test 3 kali dan hasilnya non-reaktif. Namun, setelah melakukan tes swab, hasilnya menunjukkan positif COVID-19.
“Kami perlu sampaikan bahwa rapid test fungsinya adalah fungsi skrining,” kata Wiku dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (20/8/2020).
Wiku mengatakan, rapid test tidak bisa dijadikan acuan untuk mendiagnosa seseorang terpapar COVID-19. Rapid test, kata dia, harus disertai tes Corona lanjutan seperti tes polymerase chain reactio (PCR).
“Apabila fungsi skrining tersebut misalnya dites positif maka harus dilanjutkan dengan tes PCR. Apabila rapid testnya negatif tetapi memiliki riwayat kontak dengan penderita tentunya itu harus hati-hati dan melakukan isolasi mandiri,” tuturnya.
Karena itu, kata Wiku, yang diutamakan dalam melakukan rapid test adalah prinsip kehati-hatian. Dia meminta semua fasilitas kesehatan yang menggunakan rapid test untuk menjaga kualitasnya.
“Jadi kita semua prinsipnya harus berhati-hati. Demikian pula untuk penyelenggara rapid test, apapun itu fasilitas kesehatan mohon agar menjaga kualitas dari rapid test tersebut. Agar apabila digunakan dapat memberikan hasil yang optimal,” kata Wiku.
Begitu pula dengan tes PCR. Wiku meminta laboratorium yang melakukan pengetesan untuk memastikan reagen atau pereaksi kimia yang biasa digunakan untuk pemeriksaan virus Corona dengan metode PCR dalam kualitas baik.
“Begitu juga PCR seluruh laboratorium yang menyelenggarakan tes PCR agar betul-betul memastikan bahwa reagen yang dimilikinya berkualitas baik dan dalam pelaksanaannya juga dijalankan dengan protokol yang baik dan benar sambil menjaga keselamatan keamanan dari seluruh laborat yang bekerja di laboratorium,” katanya.
“Karena seluruh petugas kesehatan ini adalah garda penting di dalam diagnosis atau identifikasi kasus dan kita semuanya harus menjaga itu dengan baik sehingga kenaikan tasting sangat tergantung dari kualitas laboratorium dan tenaga kesehatan yang mewakilinya,” imbuh Wiku.
(mae/idh)