Pembantu dan Majikan Ini Sudah Berdamai, Namun Warga Tak Terima

Probolinggo –
Pembantu di Kota Probolinggo yang melompat dari lantai 2 karena kelaparan sudah berdamai dengan sang majikan. Namun ketua RT setempat tidak terima dengan perdamaian tersebut.
Pembantu atau asisten rumah tangga (ART) ini bernama Pariyem (44). Sementara majikannya bernama Menuk (56) dan Usman (60). Mereka tinggal di rumah mewah di Jalan Ir Juanda, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.
Ketua RT 04 RW 01, Titik W mengaku tidak terima dengan upaya damai yang dilakukan pihak majikan. Ia merasa kasihan kepada Pariyem dan anaknya, yang diduga telah menjadi korban penganiayaan dan penyekapan. Bahkan pihaknya mengajak Pariyem melapor ke polisi.
“Saya tidak terima perlakuan pelaku menganiaya pembantu rumah tangganya, dan menyekap sampai kelaparan, dan berhasil kabur dengan cara loncat dari lantai 2 rumah milik pengusaha Dewi Ratih, pengusaha di Jakarta yang dihuni pelaku,” kata Titik, Selasa (16/2/2021) malam.
“Berjalan damai sedangkan korban dan anaknya trauma atas kelakuan pelaku. Dan kami mewakili warga mengajak keduanya melapor ke SPKT Polres Probolinggo Kota untuk melanjutkan masalah ini ke ranah hukum,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga menyebut Menuk dan Usman tidak pernah melapor ke Ketua RT maupun Ketua RW. Lalu jarang bertegur sapa dengan warga. Padahal sudah menghuni rumah tersebut sejak 2014,
Sebelumnya, Pariyem kabur dengan melompat dari lantai 2 rumah majikan. Ia mengaku kelaparan sementara rumah tersebut dikunci. Ia juga mengaku sudah bertahun-tahun tidak menerima gaji.
“Sering dipukul sejak kerja, ditambah tidak digaji selama 5 tahun 2 bulan, disekap tidak boleh keluar rumah. Bahkan majikan ringan tangan, dan anak saya juga pernah dipukul kepala dan ditendang sama majikan perempuan. Sampai luka di kepala. Nekat melompat dari lantai 2 saat majikan keluar rumah,” ujar Pariyem di rumahnya, Jalan Priksan, Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Namun setelah digelar mediasi dan gaji Pariyem dibayar, kedua pihak sepakat untuk berdamai. Kini warga dan keluarga berharap ada keadilan untuk Pariyem dan anaknya yang berusia 10 tahun.
(sun/bdh)