PDIP soal Insentif Penggali Kubur di DKI Tertunda: Tak Punya Nurani

Jakarta

Tukang gali kubur khusus COVID-19 mengeluhkan insentifnya yang tertunda sejak bulan Juni. Fraksi PDIP DKI menilai dinas terkait tidak punya hati nurani.

“Kalo hal itu betul terjadi, kepala dinas kehutanan, pertamanan dan pemakaman tidak punya hati nurani,” kata Ketua Fraksi PDIP, Gembong Warsono, Kamis (13/8/2020).

Gembong meminta dinas terkait untuk memprioritaskan hal ini. Dia menilai pengorbanan orang yang berhadapan langsung dengan COVID-19 harus diberikan penghargaan karena bertaruh dengan keselamatan pribadinya.

“Ini soal skala prioritas dinas melakukan eksekusi kegiatan. Tidak menghargai pengorbanan mereka, seharusnya pemprov memberi penghargaan atas kerja keras para penggali kubur dan sopir ambulans itu, yang berjibaku, bahkan mengabaikan keselamatan dirinya sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya, seorang tukang gali kubur khusus jenazah COVID-19 yang tidak ingin disebutkan namanya bercerita kalau dia tidak dapat insentif selama dua bulan. Terhitung sejak bulan Juni hingga Juli.

Dia tidak sendiri, bahkan ada 113 orang tukang gali dan sopir ambulans yang tertunda insentifnya. Pernah dia menanyakan hal ini ke dinas terkait, tapi belum ada jawaban pasti.

“Iya betul, totalnya 113 tukang gali sama sopir ambulans. Kami sudah follow up ke dinasnya, alasannya kenapa belom dibayar karena belum ada keputusan dari balai kota, bilangnya sih seperti itu, cuma nggak tau nih di atasnya belum ngasih izin ada insentif apa nggak,” kata dia ketika dihubungi, Rabu (12/8/2020).

Terima kasih telah membaca artikel

PDIP soal Insentif Penggali Kubur di DKI Tertunda: Tak Punya Nurani