Pasien Corona Masuk Wisma Atlet Diimbau Via Call Center, Ini Alasannya

Jakarta

Keterisian Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet sudah mencapai 79,22% per Kamis (15/7) pagi. Jumlah tersebut sudah melampaui batas rekomendasi WHO, yaitu 60%.

Meski sudah melebihi kapasitas yang direkomendasikan, Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Kes dr Mintoro Sumego menjelaskan pihaknya terus melaksanakan perawatan pasien COVID-19. Ia menyebut adanya tambahan Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput untuk pasien COVID-19 tanpa gejala cukup membantu pembagian dalam penanganan pasien.

“Jadi orang-orang yang OTG, tidak punya fasilitas isoman di rumah silakan ke sana akan difasilitasi, diberikan obat, ada pengawasan dokter. Wisma Nagrak bisa menampung 3.756 pasien, lumayan cukup banyak,” ujarnya dalam talkshow yang disiarkan YouTube BNPB Indonesia kemarin, dikutip Jumat (15/7/2021).

“Yah nanti dipersiapkan untuk di Wisma Atlet untuk pasien dengan gejala sedang sampai berat. Dengan adanya pembagian itu kita lebih fokus. Wisma Atlet menangani gejala yang sedang dan berat, komorbid, kita siapkan semua, kita lebih fokus menangani pasien dengan gejala berat,” imbuhnya.

Ia menjelaskan pasien yang sembuh setiap harinya bisa mencapai 300-400 orang. Namun pada satu sisi, jumlah mereka yang masuk juga cukup banyak. Para pasien COVID-19 yang masuk ke RSDC Wisma atlet tersebut terbagi menjadi tiga kategori. Pertama, mereka yang datang sendiri. Kedua, setelah mendapat rujukan dari Puskesmas terdekat.

“Yang ketiga lewat call center. Nah lewat call center ini sangat menguntungkan. Jadi setelah dia call, dia kena COVID-19, lapor dulu di tingkat RT/RW, melapor ke kecamatan, lapor ke puskesmas, terus puskesmas yang akan menghubungi kita. Namanya siapa, gejala seperti apa, komorbidnya seperti apa, call center akan mengatur, (nanti) datang lagi setelah jam segini,” ujarya.

“Di IGD Wisma Atlet sudah diatur oleh call center, bagus sekali, kita sudah mengatur dengan yang masuk melalui call center, (misalnya tanpa gejala) oh baiknya tidak ke Wisma Atlet tapi Nagrak,” imbuhnya.

Menurut dr Mintoro, cara lewat call center ini menjadi pilihan yang terbaik. Sebab pasien sudah tahu kapan IGD kosong dan tidak perlu menunggu lama di area RSDC Wisma Atlet.

“Paling efektif seperti itu. Yang lain lewat IGD itu, jadi kita infokan lewat IGD saat ini penuh. Kita infokan jangan ke IGD dulu, tetap memberikan informasi IGD penuh. Itu betul-betul penuh kadang-kadang di atas 6 jam baru dia dapat tempat, kasian terburu-buru, menunggu,” ujarnya.

(mul/ega)

Terima kasih telah membaca artikel

Pasien Corona Masuk Wisma Atlet Diimbau Via Call Center, Ini Alasannya