Yogyakarta –

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) mencatat jumlah pelanggar protokol kesehatan bulan September mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Pelanggar paling banyak ditemukan di objek wisata pantai.

“Selama bulan September itu ada 12.154 (orang) yang melanggar (protokol kesehatan). Kalau Agustus hanya sekitar 5 ribuan (pelanggar protokol kesehatan),” kata Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad saat dihubungi wartawan, Selasa (6/10/2020).

Noviar menyebut peningkatan jumlah pelanggar ini terjadi karena ada banyak wisatawan yang datang ke DIY, khususnya saat akhir pekan. Kebanyakan pelanggar protokol kesehatan itu terjadi di objek wisata dan didominasi wisatawan luar DIY.

“Ya karena wisata sudah mulai banyak, Bulan September ini (banyak wisatawan datang ke DIY) sudah banyak yang bosan di rumah mungkin. Kemudian dari Jatim, Jateng dan Jabar sudah banyak yang masuk DIY untuk wisata Sabtu-Minggu,” ucapnya.

Dari angka tersebut, Noviar menyebut jika pelanggar paling banyak ditemukan di kawasan wisata pantai. Bahkan, dia menilai saat akhir pekan jumlah wisatawan di pantai mengalahkan jumlah wisatawan di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta.

Terkait sanksi untuk pelanggar protokol kesehatan, Noviar mengungkap hingga kini pihaknya masih menggunakan sanksi sosial. Dia menjelaskan hal itu sesuai dengan Pergub No 77.

“Pergub No 77 tidak mengatur denda (bagi pelanggar), hanya sanksi sosial, jadi kalau ada pelanggar di pantai mereka hanya memunguti sampah,” ucapnya.

“Kalau untuk sanksi denda sebenarnya ada di Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman. Tapi sampai saat ini belum ada satupun (Kabupaten/Kota di DIY) yang menerapkan sanksi dendanya,” lanjut Noviar.

Terlepas dari hal tersebut, Noviar mengaku jika tingkat kepatuhan akan protokol kesehatan di beberapa tempat mulai meningkat, salah satunya di kawasan Malioboro.

“Kalau untuk wilayah perkotaan saat September, khususnya Malioboro tingkat kepatuhan (protokol kesehatan) semakin meningkat,” ujarnya.

(sip/mbr)