
Otoritas Ukraina Sebut 2.000 Warga Sipil Tewas Sejak Invasi Rusia Dimulai

Kiev –
Otoritas Ukraina menyebut ada 2.000 warga sipil yang tewas sejak invasi Rusia dimulai. Jumlah tersebut tidak termasuk korban tewas dari militer Ukraina.
“Lebih dari 2.000 warga Ukraina tewas, tidak termasuk pembela kami,” kata Layanan Darurat Negara Ukraina dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari CNN, Rabu (2/3/2022).
Warga sipil yang tewas terdiri dari anak-anak hingga wanita. Layanan darurat menyebut pasukan pertahanan Ukraina juga kehilangan nyawa tiap jam.
“Anak-anak, wanita, dan pasukan pertahanan kami kehilangan nyawa mereka setiap jam,” tambah pernyataan itu.
Menurut layanan tersebut, beberapa infrastruktur transportasi, rumah, rumah sakit dan taman kanak-kanak telah ‘dihancurkan’ oleh pasukan Rusia selama tujuh hari terakhir.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia berupaya ‘menghapus’ Ukraina, baik negara maupun sejarahnya. Zelensky menegaskan Rusia tidak akan mampu menguasai Ukraina dengan bom dan serangan udara.
Seperti dilansir AFP, Rabu (2/3), pernyataan terbaru itu disampaikan Zelensky setelah serangan rudal Rusia mengenai lokasi pembantaian Holocaust di area Babi Yar, Kiev. Area itu menjadi lokasi pembantaian terbesar warga Yahudi Kiev pada era Perang Dunia II silam. Terdapat juga monumen memorial di area tersebut.
“Serangan rudal semacam itu menunjukkan bahwa bagi banyak orang di Rusia, Kiev kita benar-benar asing,” ucapnya.
Serangan yang dilancarkan Rusia pada Selasa (1/3) malam itu memicu kerusakan pada menara televisi utama di Kiev, yang dibangun di area Babi Yar. Otoritas Ukraina melaporkan sedikitnya lima orang tewas akibat serangan itu.
“Mereka tidak tahu apa-apa soal ibu kota kita. Soal sejarah kita. Tapi mereka memiliki perintah untuk menghapus sejarah kita. Menghapus negara kita. Menghapus kita semua,” tegas Zelensky merujuk pada pasukan Rusia yang menginvasi negaranya.
(haf/haf)
Otoritas Ukraina Sebut 2.000 Warga Sipil Tewas Sejak Invasi Rusia Dimulai
