Merdeka Belajar, Jokowi Minta Perguruan Tinggi Relaksasi Kurikulum

Jakarta –
Presiden Jokowi meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 6. Jokowi berpesan kepada perguruan tinggi harus berani merelaksasi kurikulum menjadi fleksibel.
“Pandemi harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional, salah satunya perguruan tinggi. Perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum dari yang kaku menjadi fleksibel,” kata Jokowi dalam video yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).
“Membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru, terhadap cara-cara yang lebih responsif dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter, bahkan transdisipliner, dari berorientasi theory building menjadi problem solving, bahkan impact making,” sambung Jokowi.
Kebijakan mengenai KPI (key performance indicators) dosen, program prioritas perguruan tinggi beserta alokasi anggaran, infrastruktur, hingga berbagai SOP (standard operating procedure) baru juga harus segera dirumuskan.
“Kebijakan tentang key performance indicator dosen, kebijakan tentang program prioritas perguruan tinggi, dan kebijakan tentang alokasi anggarannya, kebijakan infrastrukturnya, termasuk berbagai SOP baru yang harus dirumuskan,” tutur Jokowi.
Menyongsong abad digital dewasa ini, Jokowi menuturkan bahwa berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital sudah semestinya mendapatkan prioritas utama. Beragam perkembangan teknologi digital seperti analisis big data dan artificial intelligence kini dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang.
“Berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital seharusnya memperoleh prioritas. Bagaimana teknologi digital, big data analytic, AI, bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang,” katanya.
Jokowi juga berpesan supaya perguruan tinggi tidak terjebak rutinitas. Simak di halaman selanjutnya.