Merasa Nama Dicatut di FB soal Otsus, Rektor Uncen Lapor ke Polda Papua

Jayapura –
Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen), Dr Ir Apolo Safanpo, mendatangi penyidik Subdit V Siner Dit Reskrimsus Polda Papua untuk membuat klarifikasi. Apolo juga membuat laporan atas dugaan pencemaran nama baiknya di media sosial (medsos) Facebook (FB).
“Benar tadi siang Rektor Uncen, Dr Ir Apolo Safanpo mendatangi penyidik Subdit V Dit Reskrimsus Polda Papua untuk mengklarifikasi terkait postingan di media sosial milik Christian P Wene ke grup Facebook Melanesian Brother & Sisters In (MSG) dengan judul Pernyataan Rektor Uncen Kalau Otsus dan Pemekaran Dilanjutkan” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes, Ahmad Musthofa Kamal, Rabu (30/9/2020).
Lewat video, Apolo juga melakukan klarifikasi bahwa pernyataan tersebut tak pernah dibuatnya. Melalui pernyataan tertulis, Apolo juga menyatakan pernyataan tersebut tidak benar (hoax) dan dibuat oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Selanjutnya Apolo Safanpo akan membuat laporan pengaduan ke Polda Papua untuk dilakukan penyelidikan oleh penyidik” jelas Kamal.
Postingan tersebut beredar di medsos pada Selasa (29/9) setelah diteruskan akun Christian P Wene ke grup Facebook Melanesian Brother & Sisters In (MSG).
Inilah tulisan yang ada pada Akun Facebook milik Christian P Wene ke grup Fb Melanesian Brother & Sisters In (MSG):
PERNYATAAN REKTOR UNCEN: Kalau Otsus dan Pemekaran Dilanjutkan:
1. Papua akan menjadi ladang eksploitasi SDA besar-besaran karena Otsus dan Pemekaran akan membuka akses dan memberi jaminan sepenuhnya pada kapitalis asing dan indonesia. Akibatnya, masyarakat adat tergusur, termarjinal, terasing di atas negerinya sendiri.
2. Papua akan diduduki dan dikuasai oleh TNI/Polri dari kampung-kampung hingga ke perkotaan (mengikuti wilayah pemekaran) untuk melindungi eksploitasi SDA. TNI/Polri akan menghadapi rakyat Papua yang protes dan melawan atas hak-haknya.
3. Akan ada Migrasi pendatang besar-besaran secara masif menduduki semua wilayah-wilayah pemekaran. Mereka akan dilindungi TNI/Polri untuk menguasai sektor-sektor kehidupan orang Papua. Warga pendatang, para kapitalis, dan militer yang akan memiliki hak atas tanah air dan SDA di Papua.
4. Orang Papua akan disedot masuk mengisi birokrasi kolonial di wilayah-wilayah administrasi baru, lalu dibius dalam uang Otsus dan Pemekaran sehingga melumpuhkan kesadaran pada penindasan dan perjuangan. Disinilah kemenangan dan kejayaan kolonialisme dan kapitalisme terjadi.
5. Setelah orang Papua termarginal di segala sisi, kedudukan Politik (Gubernur, Bupati/Walikota, DPRP, DPRD, dan segala unsur kepemimpinan) sudah pasti dimiliki oleh para pendatang yang akan dilindungi BIN dan TNI/Polri. Karena demokrasi akan dimiliki oleh mayoritas pendatang, kapitalis yang dibantu TNI/Polri.
6. Lalu orang Papua akan menjadi bangsa yang hanya duduk meratapi dalam penyesalan akibat penindasan tidak terbendung; yang selanjutnya diwariskan pada anak cucunya kelak bila masih menghuni bumi West Papua. Orang Papua yang tersisa akan dipecah belah dan diadu domba dalam konflik-konflik horizontal.
7. Situasi ini juga akan dialami oleh segelintir oportunis orang Papua yang saat ini getol mendukung Otsus dan Pemekaran di Jakarta. Mereka oportunis ini jugalah yang akan menanggung segala penderitaan yang sedang dan akan terjadi bila Otsus dan Pemekaran dilanjutkan.
Kalau Rakyat Papua menentukan nasib sendiri:
1. Maka akar konflik Papua versus Indonesia akan teratasi, sehingga kejahatan di bawah kolonialisme, kapitalisme dan militerisme akan berhenti.
2. Orang Papua akan menggenggam hak demokratik penuh diatas tanah airnya sendiri; menentukan arah politik, ekonomi dan sosial/budayanya sendiri, sehingga martabat dan jati dirinya sebagai manusia dan bangsa dihargai.
3. Kemerdekaan politik akan menjamin orang Papua untuk berkembang membangun dirinya, memproteksi tanah air, hutan dan segala isinya dari eksploitasi kapitalis-imperialis; sehingga Papua tetap menjadi rumah bagi seluruh makhluk hidup yang mendiaminya, dan tetap menjadi paru-paru bumi.
4. Maka cita-cita pembebasan nasional yang demokratis secara politik, sejahtera secara ekonomi, setara dan adil secara sosial, dan budaya partisipatif yang ilmiah dan kontekstual dapat dicapai; menciptakan West Papua dan dunia tanpa kelas penindas dan tertindas; dengan semangat one people, one soul, one destiny.
Pilihan perjuangan anda hari ini menentukan nasib masa depan anda, keluarga, suku dan bangsamu!
REKTOR UNIVERSITAS CENDERAWASIH
Dr.Ir.Apolo Safanpo.ST.MT
(jbr/jbr)