
Mengapa RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Izin Bupati Lockdown IGD?

Bangkalan –
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu memohon izin kepada Bupati Bangkalan untuk menutup IGD selama 3 hari. Mengapa IGD itu di-lockdown?
IGD RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, Kabupaten Bangkalan dilakukan penutupa sementara selama tiga hari. Penutupan dilakukan karena pasien COVID-19 meningkat dan ada Nakes terpapar dan meninggal dunia.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, dr Farhat Surya Ningrat SpKK memaparkan sejumlah alasannya. Yang pertama karena ada peningkatan kasus COVID-19.
“Iya yang pertama karena jumlah kasus itu meningkat. Jadi kita sudah melakukan penambahan bed atau sudah melakukan penambahan tempat tidur, itu kasusnya meningkat. Kedua ada beberapa nakes yang terpapar. Kemudian yang meninggal. Yang jelas yang meninggal satu orang detailnya mungkin nanti saya WhatsApp,” kata Farhat kepada detikcom, Sabtu (5/6/2021).
Ia menambahkan, satu nakes yang meninggal karena COVID-19 sempat dirawat selama tiga hari di rumah sakit swasta di Surabaya. “Hari ini tadi siang (meninggal) setelah dirawat kurang lebih 2-3 hari di rumah sakit Al Irsyad Surabaya. Beliau di bagian radiologi,” lanjut Farhat.
Farhat kemudian memberikan data, ada 18 orang di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu yang terpapar COVID-19. Belasan orang tersebut terdiri dari apoteker 1 orang, dokter 1, perawat 8, analis 2, radiografer 1, admin ruangan 1, front office 2, manajemen 1 dan satpam 1 orang.
Menurutnya, kasus COVID-19 baru yang datang ke IGD tersebut hingga sore hari masih mengalami stagnasi, sekitar delapan pasien dengan keadaan cukup berat.
“Tadi sore yang datang ke IGD stagnasi 8 belum masuk ke ruangan, mungkin malam ini kemungkinan sudah berkurang jadi mungkin kita sterilisasi IGD dulu. Jadi tiga hari atau Selasa, insyaallah bisa normal kembali. Karena memang terlalu crowded sekali dari kemarin,” ungkap Farhat.
Mengapa RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Izin Bupati Lockdown IGD?
