Jakarta –

Sampah khususnya jenis sampah plastik masih menjadi momok menakutkan bagi Indonesia. Meski masalah ini sudah terjadi bertahun-tahun, namun nyatanya hingga kini belum juga teratasi.

Mirisnya, RI menempati posisi ke-2 sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan di dunia. Hal ini berdasarkan data hasil riset yang dirilis grup penelitian Jambeck. Persoalan sampah ini juga menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun KLHK Rosa Vivien Ratnawati membeberkan data produksi sampah harian masyarakat. Menurutnya setiap hari 1 orang menghasilkan sekitar 0,7 hingga 1 Kg sampah. Di sisi lain, jumlah sampah sedotan plastik yang dihasilkan tak kalah mengkhawatirkan.

“Tahu nggak kalian, Indonesia menghasilkan sampah sedotan plastik (per) 1 hari (sekitar) 93 juta (Kg). Kalau dijajar itu sedotan menjadi jarak dari Jakarta sampai Meksiko, 1 hari,” katanya, Selasa (25/6/2024).

Hal itu dia sampaikan dalam tayangan detikPagi spesial Greentalks yang mengambil topik ‘Penerapan Standar Lingkungan dan Kehutanan serta Pengelolaan Sampah dan Ekonomi Sirkular’.

Karena itu dia menekankan perlunya upaya bersama masyarakat dalam mengurangi tumpukan sampah plastik di Indonesia. Untuk mengatasi ini, maka cara paling sederhana yaitu dimulai dari mengubah mindset masyarakat tentang cara pengelolaan sampah yang baik.

“Yang paling mendasar itu mindset dan informasi. Kalau mindset masyarakat masih kumpul, angkut, buang, itu masih berat. Tapi kalau mindset-nya (sudah soal) bagaimana kita bisa mengurangi sampah yang kita hasilkan per orang itu menjadi signifikan,” tuturnya.

Dia mengingatkan setiap aktivitas pasti menghasilkan sampah. Sehingga masyarakat perlu sadar dan paham upaya dalam meminimalisir jumlah sampah yang dihasilkan.

“Tahu nggak, kadang orang-orang yang fanatik dengan pengurangan sampah, pergi naik gunung, mereka nggak mau bawa barang yang nantinya akan menjadi sampah plastik. Jadi yang mereka bawa itu sayuran segar, nggak mau bawa tisu, tapi handuk. Bawa makanan yang tidak kemudian terbuang, dan masak di sana. Itu ada. Itu mindset semua,” tukasnya.

Sebagai informasi, detikPagi spesial Greentalk dengan KLHK ini merupakan rangkaian dari Festival Like 2 yang disponsori oleh Asia Pulp and Paper, Berau Coal Energy, Borneo Indobara, Merdeka Copper Gold, Adaro Energy dan Pertamina. Dalam episode kali ini, turut hadir Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK Ary Sudijanto sebagai narasumber.

(anl/ega)