Lebanon Umumkan Jam Malam 24 Jam pada Paskah

Jakarta – Pihak berwenang Lebanon pada hari Jumat mengumumkan penguncian tiga hari selama akhir pekan Paskah Katolik pada bulan April. Hal itu untuk mencegah lonjakan lain dalam kasus virus korona.
Dilansir dari AFP, Sabtu (27/3/2021), negara berpenduduk lebih dari enam juta orang itu secara resmi mencatat lebih dari 455.000 kasus virus korona dan lebih dari 6.000 kematian. Pihak berwenang mengumumkan jam malam 24 jam dari 3 April hingga pagi 6 April untuk menutupi akhir pekan liburan Paskah Katolik.
Satgas virus korona pemerintah memperingatkan terhadap “pertemuan di rumah dan di tempat-tempat tertutup … selama liburan mendatang”.
Umat Kristen Ortodoks akan merayakan Paskah pada awal Mei, sementara Muslim akan merayakan Idul Fitri, hari libur yang menandai akhir bulan suci Ramadhan, di tengah bulan itu.
Kasus virus korona meroket di Lebanon pada Januari setelah pihak berwenang melonggarkan pembatasan selama musim liburan akhir tahun, memungkinkan restoran dan klub malam tetap buka hingga pukul 03:00, meskipun ada peringatan dari para profesional kesehatan.
Rumah sakit kewalahan dan pihak berwenang memberlakukan pembatasan drastis untuk membendung lonjakan tersebut.
“Menghadapi gelombang ketiga pandemi yang diharapkan … sangat penting untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, terutama di unit perawatan intensif,” kata Presiden Michel Aoun, Jumat.
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan gelombang baru infeksi “bisa lebih berbahaya daripada yang datang sebelumnya”.
“Kekhawatiran kami terkait dengan kemampuan untuk mengamankan oksigen, listrik, obat-obatan dan peralatan medis selama krisis keuangan serius yang dihadapi negara ini,” katanya.
Wabah virus korona Lebanon telah memperparah krisis ekonomi terburuknya sejak perang saudara 1975-1990. Penurunan mata uang lokal telah membuat impor medis, termasuk oksigen, lebih mahal, yang menyebabkan persediaan terbatas.
Pemerintah Suriah pada Rabu mengatakan akan memasok 75 ton oksigen ke Lebanon sebagai tanggapan atas permintaan bantuan Covid-19. (eva/eva)