Kunjungi FKPPI Bali, Bamsoet Ingatkan Semangat Bela Negara

Jakarta –
Wakil Ketua Umum Pemuda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Bambang Soesatyo kembali mewakili Ketua Umum Keluarga Besar FKPPI Pontjo Sutowo melakukan konsolidasi organisasi FKPPI jelang tahun politik 2024.
Ia berupaya menyatukan ‘anak kolong di berbagai wilayah Indonesia untuk ikut menjaga dan setia pada Sapta Marga sebagai doktrin prajurit TNI. Lalu Tribrata dan Catur Prasetya sebagai doktrin anggota Polri. Upaya tersebut, kata Bamsoet, untuk mencegah ancaman militer dan non militer yang tidak lagi kasat mata dan dapat memecah-belah bangsa.
“Disinilah pentingnya membangun semangat bela negara sebagaimana telah diwarisi para orang tua kita di TNI-Polri,” ujar Bamsoet dalam kunjungannya ke pengurus FKPPI Bali, Jumat (18/2/22).
Menurut Ketua MPR RI itu, bela negara adalah usaha yang bersifat kolektif. Hal itu sesuai dengan sistem pertahanan negara yang bersifat semesta, dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya. Kunci sukses bela negara, kata Bamsoet, adalah terwujudnya sinergi dan soliditas dari seluruh elemen penopang sistem pertahanan.
“Sistem pertahanan negara yang kita bangun telah disesuaikan dengan jenis dan potensi ancaman yang akan dihadapi,” jelas Bamsoet.
Bamsoet menerangkan, FKPPI akan memasifkan program bela negara di tingkat pusat dan di setiap daerah. Salah satunya dengan membangun kerjasama dengan Kementerian Pertahanan. Maka, anggota FKPPI bisa terlibat dalam pembentukan Komponen Cadangan tahun 2022 yang ditargetkan mencapai 2.500 personel.
Bamsoet yang juga juga merupakan Kepala Badan Bela Negara FKPPI, menjelaskan, FKPPI harus senantiasa menjadi garda terdepan bangsa dalam bela negara. yang tidak hanya dimaknai sebagai perjuangan fisik. Ia mengatakan bela negara memiliki spektrum yang luas sehingga ketahanan nasional dibentuk dari berbagai aspek.
“Antara lain ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial-budaya, dan ketahanan pangan. Mencintai produk dalam negeri, memajukan kebudayaan nasional, hingga melindungi nilai-nilai kearifan lokal seperti musyawarah dan gotong royong, juga bagian dari implementasi bela negara,” pungkas Bamsoet.
(ega/ega)