Kreatif, Warga Cikarang Barat Tukar Sampah Rumah Tangga dengan Masker

Bekasi

Di masa pandemi COVID-19 ini, masker menjadi kebutuhan yang menemani aktivitas sehari-hari warga. Aturan wajib mengenakan masker ini mau tak mau mengharuskan warga menyisihkan uangnya.

Sebuah rukun warga (RW) di Telaga Murni, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memiliki pengurus lingkungan yang peduli dengan kegelisahan warganya terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk memiliki masker. Pengurus RW tersebut akhirnya mencetuskan ide tukar sampah rumah tangga dengan masker.

“Tatkala masker menjadi kebutuhan, mau nggak mau mesti keluar anggaran kan. Itulah kami luncurkan program (tukar sampah dengan masker) itu untuk meringankan beban dari masyarakat lah. Sudahlah kena pandemi, semua terbatas, kita mudahkan lah dengan program ini,” kata Ketua Kampung Tangguh Jaya RT 05 Telaga Murni, Cikarang Barat, Rohdian kepada wartawan, Senin (22/2/2021).

“Ide itu sendiri pertama bahwa dengan adanya pandemi ini. 3M bukan lagi imbauan tapi sesuatu hal yang harus dilaksanakan. Konsekuensinya, mau tidak mau, sadar tidak sadar, warga jadi terbebani,” sambung Rohdian.

Dia menggambarkan beban warga soal masker. Misalnya dalam 1 hari, 1 orang menghabiskan 2 sampai 3 masker untuk beraktivitas di luar rumah. “Nah kalau anaknya 3 sampai 4, kan jadi harus ada anggaran lebih yang dikeluarkan mereka. Sementara pandemi seperti ini pasti semua serba terbatas,” ucap Rohdian.

Rohdian menceritakan warga di RW 05 Telaga Murni, Cikarang Barat memang beberapa tahun lalu sudah bergotong royong memberdayakan diri dengan ekonomi berbasis kreativitas, dalam hal ini mengelola sampah rumah tangga.

“Di wilayah kami itu prinsipnya pemberdayaan ekonomi berbasis kreativitas masyarakat. Jadi bagaimana masyarakat mendapat rupiah dengan zero modal. Nah caranya bagaimana? Ya kita kelola sampah yang ada di rumah kita,” tutur Rohdian.

“Untuk menjadi tangguh itu serangkaian perjalanan panjang. Kami reborn, reborn dan reborn. 2015 Saya sudah berbicara soal kepedulian pengeloaan lingkungan dan pemberdayaannya,” ujar dia.

Mengapa Rohdian bersikap demikian? Karena tempat tinggal mereka merupakan perumahan yang menurutnya sangat sederhana dan pengelolaan lingkungannya sudah ditinggal pengembang. Sehingga, Rohdian berpikir mereka harus mandiri untuk membenahi infrastruktur di lingkungannya.

“Perumahan kami ini perumahan sangat sederhana yang sudah ditinggal pengembangnya. Jadi saya mencoba memperbaiki infrastruktur selama 3 tahun. Saya keluarkan gagasan untuk membentuk kelompok swadaya masyarakat biar siapapun pengurus lingkungan, orang-orang yang peduli lingkungan ada wadahnya. Terbentuklah Mapela TM 05, Masyarakat Peduli Lingkungan Asri Telaga Murni RW 05,” cerita Rohdian.

Simak penjelasan Rohdian tentang komunikasi intens dengan polisi untuk mewujudkan Kampung Tangguh Jaya.

Saksikan juga ‘Jokowi ke Wali Kota: Jangan Cuma Suruh Pakai Masker, Tapi Bagikan!’:

Cek Video di 20 Detik(.)com

Terima kasih telah membaca artikel

Kreatif, Warga Cikarang Barat Tukar Sampah Rumah Tangga dengan Masker