Kisah Pak Entit Belasan Tahun Hidup Sendirian di Tengah Ladang Klaten

Klaten –
Supono atau sering dipanggil Entit (50) sudah belasan tahun tinggal sendirian di tengah ladang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Seorang diri, Supono menempati sebuah gubuk reyot dengan bekerja serabutan untuk bertahan hidup.
“Saya di sini kerja serabutan. Ya kalau ada warga minta bantuan, saya bantu,” ungkap Entit pada detikcom di gubuknya, Dusun Mojopuro, Desa Beteng, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jumat (21/5/2021).
Entit mengatakan dirinya sudah menempati ladang itu sekitar 15 tahun. Lahan itu merupakan milik tetangganya yang dia pinjam.
“Saya di sini ini kan numpang tanah milik orang. Pernah pemilik datang ke sini bertanya karena saya masih di sini. Tapi saya jawab kalau tidak di sini mau kemana, terus saya dibiarkan,” paparnya.
“Itu lho pada saat ada tsunami 2004 saja saya sudah di sini. Masih ingat saya, jadi sudah lama,” lanjut Entit.
Sebelum memilih tinggal di ladang, jelas Entit, dirinya pernah bekerja di beberapa kota. Terakhir kerja di Semarang sebelum akhirnya pulang.
Jalan menuju tempat tinggal Supono atau Entit (50). Supono sudah tinggal belasan tahun dalam gubug di tengah ladang, Klaten, Jumat (21/5/2021). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
|
“Pernah merantau tapi sudah lama. Pernah di Semarang ikut kerja di proyek tapi sekarang diminta bantu-bantu masyarakat apa saja juga mau asal halal,” sambung Entit.
Entit mengaku tak lagi memiliki orang tua. Sedangkan dia yang memiliki tiga orang saudara.
“Adik saya ada di Jakarta satu dan Semarang satu. Di sini ada kakak saya yang paling besar tapi sudah berumah tangga sendiri,” tutur Entit.
“Ya mau kalau dibuatkan rumah tapi ya selama ini di sini, mau bagaimana lagi. Dulu perangkat desa ke sini pas buat tampungan air di utara dusun,” pungkasnya.
Salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi, Glibet (70), membenarkan Entit sudah tinggal lama di gubuk tengah ladang itu.
“Ini tadi saya minta tolong ambilkan daun pisang tapi belum diantarkan Supono (Entit). Ya dia itu bekerja apa saja mau asalkan halal,” kata Glibet pada detikcom di lokasi.
Pantauan detikcom, lokasi tempat gubuk tempat tinggal Entit berada ada di tengah tegalan ladang yang tampak mirip hutan. Pohon-pohon di ladang itu berupa tanaman keras, seperti durian, nangka dan sejenisnya yang berusia tua di sekitar gubuk.
Jarak gubuk dari jalan desa sekitar 100 meter melewati jalan setapak. Sedangkan gubuk yang ditinggali Entit sebagian terbuat dari bambu dan beratap bekas spanduk.
Tidak ada jaringan listrik di dalam gubuk yang hanya memiliki tempat tidur dan beberapa perabot makan minum itu.
Sementara itu, Kades Beteng, Suprapto, menambahkan bahwa Entit hingga saat ini belum memiliki kartu keluarga (KK) Desa Beteng. Namun dia mengetahui bahwa Entit lahir dan besar di Beteng.
“Lahir dan masa kecilnya di desa ini. Tapi pernah merantau lama sekitar tahun 1993 dan pulang,” jelas Suprapto pada detikcom.
“Belum KK sendiri sebab dulu merantau. Pulang baru sekitar tahun 1993 dan nanti kita urus,” pungkasnya.
(sip/rih)