Kisah Jagoan Pasar Senen yang Jadi Menteri

<!–

Caption / Nama penulis / Reporter / Narasumber

Ilustrasi : Nama ilustrator

–>

84 tahun silam, Jeran baru saja menginjakkan kakinya di Kota Batavia (sekarang Jakarta) pada 1938. Umur Jeran masih berusia 14 tahun. Ia nekat meninggalkan kampung halamannya di daerah Banten untuk mengubah nasib di kota besar. Karena tak memiliki kenalan atau sanak famili, Jeran terdampar di kawasan Pasar Senen, yang berdiri sejak 1735.

“Saat itu saya menumpang truk yang membawa saya ke Pasar Senen,” kata Jeran, yang memiliki nama asli Tubagus Hadrand (92), seperti dikutip CNNIndonesia.com, Minggu, 19 Juni 2016.

Jeran sempat hidup menggelandang dan menumpang tidur di pasar yang dulunya bernama Vinck Passer itu. Pasar itu dulu masih menggunakan nama pemilik tuan tanah asal Belanda, Justinus Vinck. Saat Jeran datang, wilayah itu merupakan kekuasaan Imam Syafi’ie, yang dijuluki Raja Copet. Sejak itulah, Jeran bergabung dengan kelompok Imam Syafi’ie, yang biasa dipanggil Bang Pi’ie atau Sapei. “Di situ saya mengenalnya dan mengikuti Imam Syafi’ie,” ungkap Jeran.

Dari sejumlah literatur, Imam Syafi’ie berasal dari Kampung Bangka, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang lahir pada 27 Agustus 1923. Ia berasal dari keluarga sederhana dan nasionalis. Syafi’ie menjadi anak yatim sejak berumur 4 tahun. Ayahnya, Mugeni, tewas dibunuh jagoan (jawara) Pasar Senen bernama Ayub. Syafi’ie kecil lalu dititipkan kepada bibinya bernama Zaenab, yang berjualan di Pasar Senen.

Di masa kanak-kanak, Syafi’ie kerap berada di pasar. Bersama teman-temannya, Syafi’ie kecil mengais rezeki dari sisa bongkaran sayuran dan beras. Semua itu ia kumpulkan untuk dikirim kepada ibu dan kedua adiknya. Kehidupan di pasar membentuk wataknya yang keras dan tegas. Pada usia yang baru 11 tahun, Syafi’ie sempat merasakan dinginnya kehidupan di penjara khusus anak-anak nakal di Tangerang. Setelah keluar, ia kembali ke Pasar Senen. 

Syafi’ie akhirnya bisa menguasai pasar itu setelah berhasil mengalahkan jagoan pasar bernama Muhayar asal Cibedug, Bogor. Muhayar tak lain adalah anak buah Ayub, yang dituduh telah membunuh ayahya, Mugeni. Syafi’ie yang bertubuh kecil dan pendek harus naik lapak sayur agar bisa menusuk perut Muhayar. Setelah itu, Syafi’ie baru bisa mengendalikan semua preman di Pasar Senen dan menjadi jagoan besar.

Terima kasih telah membaca artikel

Kisah Jagoan Pasar Senen yang Jadi Menteri