Shopee Affiliates Program

Kisah Ikbal, Seniman Difabel Banten yang Karyanya Diminati Bupati-Menteri

Jakarta

Tinggal di ujung pesisir selatan Banten, Ikbal Taufik (34) berjibaku dengan ukir kayu dengan penanda pahat dan mesin bubut berjejeran. Pria ini rupanya seniman ukir yang karyanya pernah dipesan bupati hingga menteri.

Ikbal tinggal di Desa Sawarna Timur, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Sehari-hari dia tinggal di rumah yang dibangun dari bilik bambu berukuran 2×3 meter.

Ikbal adalah anak kedua dari sembilan bersaudara. Ia difabel tuna rungu tapi masih bisa bicara meski terbata-bata.


“(Ukiran) Mbah Moen buat sampel, kasih tahu, promosi,” kata Ikbal menunjuk ke sebuah ukiran wajah Kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen saat detikcom berkunjung ke bengkelnya, Rabu (28/6/2023).

Ia bercerita, darah seni di tangannya mengalir dari bapaknya yang seorang pengrajin ukir kayu. Saat usia dua tahun, ia terkena panas tinggi yang menyebabkan pendengaran melemah. Ini berimbas pada kemampuan berbicaranya hingga sekarang.

Begitu duduk di sekolah dasar, Ikbal sangat tertarik dengan kegiatan bapaknya. Pukulan palu ke pahat-pahat saat bapaknya mengukir membangkitkan jiwa seni di dadanya. Kayu-kayu bekas ia ukir saat alat milik bapaknya sedang tidak bekerja.

“Suara ‘tuk-tuk’, wah semangat, saya boleh pinjem pahat, ukiran apa saja, kayu limbah,” katanya.

Ayahnya memberikan pahat pertama untuk mengasah kemampuannya anaknya. Latihan awal bermula dari tetangganya bernama Eka Cahyani yang ingin dibuatkan ukiran nama. Pahatannya dipuji dan diberi imbalan Rp 35 ribu.

“Ada pesanan, rumah tetangga, ukiran nama. Alhamdulillah hasil. Pak udah beres, anter pesanan, Bapak kasih Rp 35 ribu, alhamdulillah buat jajan,” ujar Ikbal.

Bakat itu lantas ia pupuk terus sampai ke sekolah menengah. Terbatasnya kemampuan mendengar dan berbicara justru membangun imajinasi baik dalam seni ukir maupun melukis di kepalanya. Hingga saat dirinya sekolah di SMP, ia menjadi juara ketiga di tingkat kabupaten untuk perlombaan melukis.

Singkatnya, lanjut Ikbal, pintu rezeki dan informasi bahwa ada seniman ukir di pesisir selatan Banten terbuka setelah ia menikah pada 2018. Promosi karya di Instagram dan Facebook rupanya dilirik seniman ukir baik di Jawa Tengah, Jawa Timur hinga Bali. Bahkan, pesanan di Instagram juga muncul dan mempertemukan dirinya dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.

“Orang Jawa lihat IG, ibu Iti lihat. Dari Jawa banyak pesanan. Orang Sidoarjo, foto keluarga satu meter 4 orang,” katanya.

Catatannya, ia pernah mengukir patung kayu berbentuk garuda wisnu kencana, ukiran wajah Gubernur Banten Wahidin Halim, Menteri Sandiaga Uno, bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Dipesan tokoh, gubernur Wahidin Halim, Ibu Iti. Ukiran wajah Sandiaga Uno, Pak Kapolri Listyo Sigit Prabowo,” katanya.

Ikbal tidak merasa minder dengan keterbatasan indera yang dimiliki. Hal itu ia ubah jadi anugerah agar fokus bekerja dan menghidupi keluarganya. Ia berseloroh, pernah menggunakan alat bantu dengar namun dibuang karena terganggu suara-suara dunia di luar.

“Nggak bisa, susah. Nggak enak, harganya dua juta, sakit. Dibuang biar fokus ukir,” paparnya sambil menunjuk-nunjuk telinga.

Berkat media sosial, seni ukirnya pun dikenal dan ramai pesanan. Ada yang memesan ukiran piala kayu, patung hewan, pemandangan bahkan pernah ada pesanan patung kayu garuda wisnu kencana yang dipesan seseorang di Bali. Untuk produk massal, ia membuat kotak tisu atau pesanan ukir untuk kusen pintu. Sebulan, katanya omzet bisa sampai belasan juta untuk pesanan ukir wajah saja.

“Tergantung pesanan, sekarang ada yang belum beres masih proses,” katanya.

Namun memang, kadang-kadang Ikbal menemui kendala untuk usaha yang dibuatnya. Ini disampaikan oleh istrinya, Mila Seli Pamungkas.

“Nah itu, tantangannya nggak bisa dengar, harus didampingi, kadang sedih juga,” kata Mila.

Selain itu, Ikbal katanya terlalu baik hingga mematok harga harga terlalu murah. Ukiran rumit yang butuh waktu dengan detail malah kadang tidak sesuai dengan harga yang Ikbal patok. Terakhir misalnya, ia mengerjakan ukiran lumbung Baduy yang justru malah bikin tekor.

“Mamah susah ngerjainnya, katanya salah harga terlalu murah. Banyak banget. Sering,” katanya ambil tersenyum menceritakan.

Tapi, tentunya ia tetap bangga dengan suaminya itu. Bahkan, biaya hidup 7 adik-adiknya ditanggung oleh Ikbal termasuk ia dan keluarganya. Kebanggaan itulah yang membuatnya sayang ke suami meski dengan keterbatasan.

“Satu-satunya penopang tulang punggung keluarga, saudaranya banyak ada 7, Aa ini menghidupi orang tua sama adek-adeknya juga, saya di sini bapak sama ibu,” ujar Mila dengan bangga.

(fca/knv)

Terima kasih telah membaca artikel

Kisah Ikbal, Seniman Difabel Banten yang Karyanya Diminati Bupati-Menteri