Kepala BNPT: Peran Dai Jadi Kunci dalam Pencegahan Ideologi Kekerasan

Jakarta

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengajak seluruh pihak, termasuk para dai dan daiyah Jawa Barat untuk bekerja sama menguatkan kesiapsiagaan dan ketahanan nasional dari ancaman ideologi kekerasan.

Kepala BNPT RI, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel megatakan peran dai dan daiyah tidak dapat disepelekan. Menurutnya, mereka justru memiliki peranan penting dalam pencegahan ideologi kekerasan.

“Peran dai sangat sentral, penting dan menjadi kunci dalam program kontra radikalisme dan deradikalisasi dalam upaya pencegahan ideologi kekerasan radikalisme terorisme,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/5/2023).


Hal ini disampaikannya saat acara Sarasehan Bersama Dai & Daiyah di Bandung (24/5). Lebih lanjut, Rycko menjelaskan para dai dan daiya dapat berperan langsung untuk merubah pemahaman dan mindset masyarakat yang telah terpapar radikalisme. Hal ini termasuk kepada mantan napiter melalui pemberian tausiah sesuai ajaran agama yang damai dan jauh dari ajaran kebencian.

“Dai dan daiyah dapat merubah paham budaya kekerasan, meluruskan pemahaman dengan tausiah kepada masyarakat,” ujarnya.

Rycko mengungkapkan peran penting dai dan daiyah juga terletak pada posisi mereka dalam tatanan masyarakat. Sebab, mereka lebih dipercaya dan dianggap orang suci dalam mengajarkan kebenaran agama.

“Dai dan daiyah termasuk para orang tua, kiai, ajengan, ustaz, ustazah mereka dipercaya dan dianggap orang suci. Untuk itu, ketika dai dan daiyah banyak yang terlibat dalam memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat, masyarakat yang terpapar ini bisa yakin dan mau merubah pemikiran dan sikap mereka,” ungkapnya.

Senada dengan Rycko, Staf Khusus Menteri Agama Nuruzzaman menjelaskan Kemenag telah banyak melatih dai dan daiyah di seluruh Indonesia agar lebih aktif dalam memberikan dakwah yang mendorong semangat toleransi dan komitmen kebangsaan dalam menghadapi ideologi kekerasan yang melawan kedaulatan bangsa.

“Tantangan cukup serius yang dialami bangsa Indonesia, yaitu berkembangnya ajaran agama yang berlebihan, bahkan ekstrem dan bertolak belakang dengan esensi agama. Kemudian, ada juga klaim kebenaran dengan tafsir agama, dia benar orang lain salah dan juga ada yang merongrong konsesus kebangsaan atas nama agama. Di sini peran dai dan daiyah untuk aktif memberikan ajaran moderasi beragama dan komitmen kebangsaan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Jawa Barat Iip Hidajat menjelaskan saat ini Provinsi Jawa Barat secara nyata mendukung upaya pencegahan terorisme untuk membangun kesiapsiagaan dan ketahanan nasional dari gempuran ideologi transnasional berbasis kekerasan.

Di samping itu, pihaknya mendukung keterlibatan dai dan daiyah se-Jawa Barat untuk aktif mencegah paham radikalisme terorisme.

“Dengan Perpres Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorism (RAN PE) No 7 Tahun 2021, Permendagri No 33 Tahun 2017 dan didukung Pergub Jabar No 4 Tahun 2022, kami di Jawa Barat telah berkomitmen mencegah terorisme,” tutupnya.

Sebagai informasi, menutup kegiatan tersebut, ratusan dai dan daiyah di Jawa Barat melakukan ikrar kebangsaan untuk terus menyebarkan dakwah Islam dengan semangat moderasi beragama, serta menjaga perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(ncm/ega)

Terima kasih telah membaca artikel

Kepala BNPT: Peran Dai Jadi Kunci dalam Pencegahan Ideologi Kekerasan