Kelompok Jihadis di Mali Utara Bunuh 40 Warga Sipil

Bamako

Sebuah kelompok yang terkait dengan negara Islam membunuh sekitar 40 warga sipil di wilayah utara Mali. Wilayah itu memang telah dilanda bentrokan antara kelompok-kelompok jihad yang bersaing.

“Sedikitnya ada 40 kematian warga sipil di tiga lokasi berbeda,” kata seorang pejabat sipil di daerah Tessit dekat perbatasan Burkina Faso dan Niger, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (19/2/2022).

Pejabat yang namanya dirahasiakan karena alasan keamanan itu mengatakan, jumlah korban tewas masih bersifat sementara. Sebab, informasi yang datang perlahan dari daerah terpencil dan berbahaya, tempat saksi bertebaran.

“Warga sipil ini telah dituduh oleh satu kelompok (jihadis) terlibat dengan kelompok lain,” ucap pejabat itu.

Juru bicara sekelompok milisi utara bersenjata, Moussa Ag Acharatoumane melaporkan jumlah korban tewas yang serupa.

Pertumpahan darah terakhir terjadi di daerah ‘tiga perbatasan’, titik api kekerasan dalam pemberontakan jihadis yang pertama kali muncul di negara Sahel pada 2013, sebelum menyebar ke Burkina Faso dan Niger.

Negara Islam di Sahara Besar (EIGS) dan aliansi jihad terbesar di Sahel, kelompok GSIM yang bersekutu dengan al-Qaeda, sangat aktif di daerah tersebut. Selain menyerang pasukan lokal dan asing, mereka telah saling berperang memperebutkan wilayah sejak 2020.

Junta penguasa Mali yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada tahun 2020 setelah meningkatnya kemarahan publik tentang ketidakmampuan para pemimpin terpilih untuk membendung pertumpahan darah jihadis belum berbicara tentang kekerasan Tessit.

Pada Jumat (18/2), pemerintah yang dipimpin tentara Mali meminta Prancis untuk menarik pasukannya dari negara itu ‘tanpa penundaan’. Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (17/2) mengumumkan bahwa ia menarik pasukan negaranya yang telah memerangi jihadis di negara Sahel sejak 2014.

(fas/fas)

Terima kasih telah membaca artikel

Kelompok Jihadis di Mali Utara Bunuh 40 Warga Sipil