Kejenakaan Pak Wewe yang Selalu Dirindukan

Wimar, yang memiliki perusahaan di bidang komunikasi, Intermatrix Communications (IMX), dinilai sangat profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai Jubir Gus Dur. Pesan penting Gus Dur disampaikan Wimar kepada masyarakat lewat media massa nasional dan internasional.
Wahyu mengenang, Wimar sangat menguasai masalah, jernih dalam memberi pernyataan, artikulatif, dan kadang diselipi humor yang menyegarkan tanpa kehilangan esensi pembicaraan. “Setiap pernyataan Wewe sebagai Jubir tak pernah menimbulkan riak reaksi berlebihan dari publik, tapi bikin adem dalam situasi politik panas pada waktu itu,” kenang Wahyu.
Pak Wewe perannya besar dalam memberikan pemahaman internasional tentang posisi pemerintah Gus Dur yang menginginkan ada rekonsiliasi, yang menginginkan proses demokrasi berjalan dengan baik di Indonesia.”
Selain berteman cukup lama, Wimar dan Gus Dur dikenal sama-sama memiliki hobi makan atau gastronom. Keduanya sangat paham tempat-tempat kuliner yang menyajikan makanan enak dan unik. Wahyu mengaku paling sering dihubungi Wimar ketika akan menemani Gus Dur kunjungan kerja menumpang pesawat.
“Bung Wahyu, bolehkah saya dapat kebijaksanaan? Maksudnya, Pak Wimar? Saya kan dijatah naik kelas ekonomi. Bolehkah atas dasar kemanusiaan di-upgrade ke kelas bisnis? Maksudnya? Saya kalau duduk di kelas ekonomi kagak bisa nafas, badan kegencet, kesempitan… ha-ha-ha,” cerita Wahyu.
Di mata keluarga Gus Dur pun, Wimar yang kelahiran Padalarang, Jawa Barat, 14 Juli 1945, dikenal sebagai sosok yang humoris, jenaka, polos dan ceplas-ceplos dalam menyampaikan pendapatnya. Kejenakaan Wimar itu pula yang membuatnya dekat dengan Gus Dur.
“Sosok yang jenaka, spesialis, sosok yang penuh akan komitmen berjuang bagi kebaikan, bagi masyarakat banyak, tetapi beliau menyampaikan dengan humor dengan ceplas-ceplos, itulah yang membuat Pak Wewe dengan Gus Dur menjadi akrab,” kata putri sulung Gus Dur, Yenny Wahid.