IPGI Minta Pemerintah Evaluasi Program HGBT

Jakarta –
Ikatan Perusahaan Gas Indonesia (IPGI) meminta kepada pemerintah untuk mengevaluasi program harga gas bumi tertentu (HGBT). Ketua Umum IPGI, Eddy Asmanto menilai program HGBT hanya menguntungkan industri hilir.
“Tidak memberikan keuntungan bagi yang di hulunya,” kata Eddy Asmanto dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (29/6/2024)..
Eddy juga menyebut HGBT memberatkan keuangan negara. Menurutnya, negara mengalami penurunan pendapatan akibat ketentuan HGBT ini sebesar Rp.29,39 Triliun di tahun 2021 dan 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu menurutnya, tidak terjadi kenaikan penyerapan tenaga kerja dan daya saing industri akibat penerapan kebijakan HGBT.
“HGBT ini mulai dilaksanakan tahun 2020 dan akan berakhir pada akhir Desember 2024,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi, program HGBT ini harus dievaluasi,” tegasnya kembali.
Mengenai wacana pembentukan panitia kerja (panja) HGBT oleh Komisi VII DPR RI, Eddy mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan Komisi VII. Namun menurtnya belum ada realisasinya.
Sekjen IPGI, Andi Rahman menambahkan, program HGBT selama ini juga tidak memberikan manfaat. Ia mencontohkan, harga pupuk mahal dan tarif listrik tidak turun, padahal kedua sektor yang termasuk mendapat manfaat dari HGBT.
“Padahal harga gas sudah murah, tapi tarif listrik tidak pernah turun. Begitu juga pupuk langka dan mahal bagi petani,” tuturnya.
(dwia/dwia)