Hendropriyono: Seaglider di Selayar Punya Perusahaan, Bukan Tentara

Jakarta –
Drone bawah laut yang ditemukan nelayan di Selayar telah diidentifikasi TNI AL sebagai seaglider. Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara dan Sekolah Tinggi Hukum Militer, AM Hendropriyono, menyebut seaglider itu milik perusahaan bukan militer.
“Drone itu bisnis punya perusahaan, kalau dari kekuatan listriknya. Kalau drone untuk tentara nggak kaya gitu,” kata Hendropriyono, dalam bincang-bincang bersama detikcom, di kediamannya, kawasan Senayan, Jakarta, Senin (4/12/2020).
“Drone itu sekarang di mana-mana bisa, kita juga bisa, kita kan suka pake drone buat motret,” lanjutnya.
Mantan Kepala BIN ini menilai bisa saja drone itu digunakan untuk perusahaan pertambangan. Sebab, terdapat beberapa titik pengeboran milik China-Inggris, di laut di mana drone itu ditemukan.
“Itu electrical powernya besar sekali, biasa dipakai perusahaan, di situ kan ada China ada Inggris, ada tiga tempat pengeboran di situ,” ujar Hendropriyono.
Sebelumnya, benda itu ditemukan oleh nelayan Desa Majapahit, Pasimarannu, Selayar, bernama Saeruddin (60) saat memancing di lautan.
Sepekan tersimpan, benda tersebut dievakuasi ke Markas Komando Rayon Militer (Koramil) Pasimarannu pada Sabtu (26/12). TNI memutuskan mengangkut drone tersebut dari rumah Saeruddin untuk mencegah hal tak diinginkan. Kata TNI AL, alat ini bisa digunakan untuk keperluan industri maupun militer.
“Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI AL, Ancol, Jakarta Utara, Senin (4/1/2021).
Data yang diperoleh seaglider yang menyelam di lautan berupa data oseanografi. Data itu bisa diakses secara jarak jauh.
“Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data,” kata Yudo Margono.
(eva/mae)