Guru Sejarah di Prancis Dapat Ancaman Online Sebelum Dipenggal Muridnya

Paris

Seorang guru sejarah di Paris, Prancis, yang dipenggal muridnya sendiri mendapatkan sejumlah ancaman secara online sebelum dibunuh. Korban memperoleh ancaman usai menunjukan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Dilansir AFP, guru tersebut diketahui berinama Samuel Paty (47). Sejumlah wali murid membuat petisi online meminta pemerintah setempat untuk memecat Samuel Paty.

Selain itu, pihak sekolah juga mendapatkan sejumlah ancaman. Beberapa wali murid menuduh Samuel Paty menyebaran ‘pornografi’.

Seorang siswi dan ayahnya mengajukan tuntutan pidana terhadap gurunya. Merka menuntut Samuel Paty terkait pencemaran nama baik.

Kedutaan Rusia di Paris mengatakan tersangka pembunuhan bernama Abdullakh Anzorov (18). Anzorov tiba di Prancis dan mencari suaka sejak ia berusia 6 tahun.

Serangan itu terjadi di pinggiran Paris, pada Jumat (16/10) waktu setempat sekitar pukul 5 sore dekat sebuah sekolah di Conflans Saint-Honorine, pinggiran barat laut yang terletak sekitar 30 kilometer dari pusat ibu kota Prancis.

Anzorov yang bersenjatakan pisau ditembak ketika petugas berusaha menangkapnya setelah serangan itu.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi tempat kejadian perkara dan menyebut pembunuhan itu sebagai ‘serangan teroris Islamis’. Macron mengatakan guru itu dibunuh karena ‘mengajarkan kebebasan berekspresi’.

(isa/isa)

Terima kasih telah membaca artikel

Guru Sejarah di Prancis Dapat Ancaman Online Sebelum Dipenggal Muridnya