Shopee Affiliates Program

Fakta-fakta Kelompok ‘Rambut Merah’ yang Bikin Geger Cianjur

Cianjur

Pemimpin dan anggota kelompok ‘rambut merah’ di Cianjur bertobat. Mereka diawasi pihak desa dan MUI agar tidak kembali melakoni ajaran menyimpang. Pemimpin kelompok tersebut juga mengakui salah atas ucapannya soal salat dan puasa tak diwajikan.

Berikut fakta-fakta kelompok ‘rambut merah’ yang menggegerkan Cianjur.

Tak Wajibkan Salat dan Semedi di Hutan

Warga setempat Kampung Ciroyom, Cianjur, Jawa Barat, menyebut kelompok ini kerap semedi di hutan.

Sekretaris MUI Desa Bojong Insan Budiman menjelaskan pihaknya langsung berkoordinasi dengan pemerintah desa dan melakukan musyawarah terkait kelompok tersebut. “Fakta-faktanya mereka tidak melaksanakan salat karena malas saja. Terus ada juga hal-hal yang sifatnya mungkin mereka khilaf dan mereka juga mengakui. Tapi untuk pastinya masih kami dalami,” ujar Insan, Jumat (21/5/2021).

Selain itu, soal aktivitas kelompok ‘rambut merah’ semedi di hutan, menurut Insan, mereka beralasan sekadar menyegarkan pikiran. “Terkait semedi di hutan mereka mengaku hanya refreshing,” kata Insan.

17 Orang Gabung Kelompok ‘Rambut Merah’

Seluruh orang yang ada di kelompok ini berjumlah 17 orang. Mereka terdiri pemimpin dan anggota.

Mayoritasnya pria yang berciri khas rambut dicat merah. DJ memimpin kelompok ini. Pihak desa mengungkap bahwa mereka semuanya masih satu keluarga besar.

Makna Rambut Merah

Sejumlah pria yang rambutnya dicat merah di Kampung Ciroyom, Cianjur, mendapat sorotan publik. Pimpinan dan anggota kelompok ‘rambut merah’ masih satu keluarga besar. Mereka menyebut salat dan puasa tak wajib.

Kepala Desa Bojong Uyeng Handoko mengungkapkan makna rambut merah itu. “Itu (berambut merah) pembeda saja,” kata Uyeng, Senin (4/5/2021).

Dia sudah berkomunikasi dengan pimpinan dan sejumlah anggota kelompok ‘rambut merah’. Menurut Uyeng, soal rambut yang dicat itu tidak memiliki filosofi khusus. “Tidak ada filosofi atau yang lainnya. Jadi, katanya, sekadar membedakan anggota kelompok dan yang bukan,” tutur Uyeng.

Bos Kelompok Ini Mewek

MUI turun tangan mendampingi mereka agar tak kembali terjerumus ajaran menyimpang. Kepala Desa Bojong Uyeng Handoko mengatakan setelah beberapa hari melakukan musyawarah dan pembinaan, 17 orang terdiri dari pemimpin dan anggota kelompok ‘Rambut Merah’ bersedia bertobat.

“Sudah semua bertobat dan bersyahadat lagi, termasuk DJ pimpinannya (tobat pada Minggu kemarin),” ucap Uyeng, Senin (23/5/2021).

Menurutnya, sang bos kelompok tersebut tak kuasa berdiri usai membacakan syahadat yang dipandu para ulama dan disaksikan sejumlah perangkat desa. “Bersangkutan (DJ) menangis sambil mengakui kesalahannya. Sudah bertobat,” kata Uyeng.

(bbn/bbn)

Terima kasih telah membaca artikel

Fakta-fakta Kelompok ‘Rambut Merah’ yang Bikin Geger Cianjur