Epidemiolog Nilai Zona Kuning di Bangkalan Tak Nyata, Sarankan Tracing Masif

Surabaya

Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di Bangkalan. Pakar epidemiolog menyebut wilayah Bangkalan minim tracing dan testing, sehingga membuat ledakan kecil pada bom waktu.

Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menyebut perlunya dilakukan tracing sesuai standar WHO, yakni minimal 30 orang bukan 3 hingga 5 orang.

Windhu mengatakan, Pemkab Bangkalan penting melakukan tracing agar bom waktu tidak sampai meledak.

“Ini sudah meledak kecil, mungkin akan lebih besar lagi. Dan itu saya kira menjadi pelajaran untuk daerah lain. Lakukan tracing yang tinggi. Sekarang kita tracing nggak sampai 10, padahal WHO minimal harus 30, kita ini tracingnya per 1 orang kasus positif hanya mampu 3 hingga 5 orang saja, harusnya 30 kontak erat,” kata Windhu saat dihubungi detikcom, Selasa (8/6/2021).

Tak hanya itu, Windhu juga menyoroti seluruh wilayah Madura yang beberapa waktu ini menjadi zona kuning atau wilayah dengan penularan COVID-19 rendah. Padahal bisa jadi zona kuning, namun di dalamnya merah.

Bangkalan dan lain-lain ada di Madura ini kuningnya sudah lama. Menurut saya luarnya kuning dalamnya merah. Semua di bawah permukaan penularannya, karena testing rendah,” tambahnya.

Simak video ‘Strategi Pemerintah Hadapi Krisis COVID-19 di Kudus dan Bangkalan’:

Cek Video di 20 Detik(.)com

Terima kasih telah membaca artikel

Epidemiolog Nilai Zona Kuning di Bangkalan Tak Nyata, Sarankan Tracing Masif