Shopee Affiliates Program

Dua Kali Bikin Penguji Marah, Penyidik KPK Kaget Bisa Lulus TWK

Jakarta

Seorang penyidik KPK mengaku kaget saat dirinya dinyatakan lulus tes wawasan kebangsaan (TWK). Sebab saat menjalani wawancara dengan assessor dia sempat dua kali membuatnya marah hingga menggebrak meja.

“Saya sih jujur kaget juga kok bisa lulus TWK, karena waktu wawancara sempat bikin assessornya dua kali marah. Yang kedua itu malah dia sampai menggebrak meja,” kata si penyidik saat ditemui Tim Blak-blakan detikcom seusai dilantik menjadi ASN, Selasa (1/6/2021).

Hal yang membuat si penguji marah, dia menjelaskan, saat berdebat soal PKI, komunisme, dan Karl Mark. Si penguji menyimpulkan semua buku terkait Karl Mark harus dilarang karena identik dengan paham komunis. Si penyidik justru berpendapat sebaliknya karena ajaran Mark tak serta-merta identik dengan komunisme.

“Saya sampaikan bahwa Karl Mark itu melahirkan ilmu ekonomi dan hukum, juga bicara soal HAM. Ya, begitulah Pak makanya kalau ada buku itu dibaca bukan dibakar,” ujarnya mengutip lagi kalimat yang pernah disampaikan dan membuat si penguji marah.

Perdebatan kedua terjadi saat dirinya ditanya soal kepatuhan terhadap pemimpin atau kepada aturan. Menurut si penguji, perintah pimpinan biasanya merupakan kebijakan terbaik untuk lembaga yang dipimpinnya. Tapi si penyidik berpendapat sebaliknya karena itu bila perintah pimpinan tak sesuai aturan dan kode etik sebaiknya tidak diikuti.

Si penyidik juga menegaskan dirinya pernah ikut aksi menutup logo KPK dengan kain hitam bukan dalam rangka menentang Firli Bahuri menjadi pimpinan, tapi dalam rangka menolak revisi UU KPK.

“Pak mohon maaf, kalau melawan perintah atasan itu bagian mananya wawasan kebangsaan sih. Wah gebrak meja dia, marah lagi. Jawab aja pertanyaannya, enggak usah tanya balik,” ujarnya.

Di ujung wawancara dia diberi pesan bahwa kalau sudah diangkat jadi PNS (ASN), perintah atasan itu untuk dipatuhi bukan untuk dipertanyakan kembali.

Sikap semacam itu berbeda dengan arahan Erry Riyana Hardjapamekas yang pernah menjadi pimpinan KPK periode pertama. Kepada para pegawai KPK, kata si penyidik, Erry selalu mengingatkan bahwa kesetiaan terhadap pimpinan itu yang terakhir. “Kesetiaan utama itu kepada negara, masyarakat, keluarga, diri sendiri, baru pimpinan,” ujarnya mengulang nasehat Erry.

Seorang penyidik perempuan yang ditemui Tim Blak-blakan dalam kesempatan yang sama mengungkapkan isu soal kepatuhan atau melawan atasan sepertinya menjadi perhatian utama assessor. Dia pun berprinsip mematuhi aturan dan kode etik adalah yang utama karena pimpinan bisa subjekti dan keliru.

“Tapi kalau saya memang bilang akan mencari penengah bila antara perintah atasan dan aturan tidak sinkron,” ujarnya.

(jat/jat)

Terima kasih telah membaca artikel

Dua Kali Bikin Penguji Marah, Penyidik KPK Kaget Bisa Lulus TWK