
Curhatan Road Bikers soal Kejelasan JLNT Kp Melayu-Tanah Abang

Jakarta –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah meresmikan jalan layang nontol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang menjadi lintasan road bike setiap weekend. Namun, masih ada curahan hati (curhat) para road bikers soal kejelasan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang.
Sabtu (5/6/2021) pagi, road biker berbondong-bondong datang pada pukul 06.40 WIB di JLNT sisi Tanah Abang, depan City Walk Sudirman, Jakarta Pusat. Road biker terlihat ramai datang dari kedua arah, yakni dari Tanah Abang dan dari Kampung Melayu.
Tidak ada pembatas barier plastik oranye untuk membagi jalur kendaraan roda empat dengan road bike seperti yang biasanya diterapkan pada uji coba road bike di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang.
Terpantau tidak ada petugas sama sekali yang berjaga. Hanya satu buah ambulans yang bersiaga di lokasi guna siap untuk menangani keselamatan road biker.
Selain itu, tidak ada sepeda selain road bike yang masuk ke JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang. Mereka terlihat kompak menggunakan helm demi keselamatan bersepeda.
Para road biker mengaku masih bingung dengan peraturan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta. Salah satu keluhan itu disampaikan oleh road biker bernama Baskoro.
Baskoro masih bingung mengapa mobil masih bisa masuk ke JLNT pada pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB. Namun, dirinya paham karena kebijakan ini masih belum sepenuhnya matang.
“Hanya ada kesimpangsiuran sih kemarin kita bahwa jam 8 tuh ditutup total hanya untuk sepeda, ternyata berbagi dengan mobil lain. Tapi kita mengertilah, mungkin masih awal-awal, kami mengapresiasilah, diberi kesempatan untuk itu,” ujar Baskoro saat ditemui di lokasi.
Baskoro mengatakan pemerintah seharusnya lebih jelas dalam memberi informasi terkait peraturan pada penerapan JLNT bagi sepeda road bike ini. Menurutnya, jika peraturan itu jelas, semua kendaraan pun akan tertib.
“Hanya kemudian harus lebih jelas waktunya, kemudian jalur mana yang boleh dipakai. Kalau semua mengikuti aturan itu, saya kira semuanya akan nggak ada masalah dan semuanya terfasilitasi,” ujarnya.
Road biker lain, Setyo (54), mengaku setuju dengan penerapan ini. Dia menyayangkan karena masih banyak mobil yang masuk JLNT karena dapat membahayakan road biker juga terkait kualitas udara saat berolahraga.
“Sangat setuju (dengan penerapan ini), cuma tadi masih terlalu banyak kendaraan-kendaraan, mobil. Harusnya steril ya, sehingga udaranya bersih, kemudian juga nggak membahayakan,” kata Setyo.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Curhatan Road Bikers soal Kejelasan JLNT Kp Melayu-Tanah Abang
