Cerita Menegangkan Karyawati Rekam Aksi Pelecehan Bosnya Lewat Handphone

Jakarta –
Seorang bos perusahaan di Jakarta Utara, JH (47) ditangkap polisi karena diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap dua karyawatinya, DF (25) dan EFS (22). DF mengaku sempat merekam pelaku saat melakukan pelecehan terhadap dirinya.
DF mengatakan dirinya sempat merasa takut aksi merekamnya ketahuan. Namun karena pelaku sudah sering melakukan pelecehan, DF pun akhirnya memberanikan diri untuk merekam.
“Karena kejadiannya sudah sering ya dan pemaksaan gitu dan pada saat itu saya sendiri dan yang lain nggak ada. Saya sudah bener-bener takut,” ujar DF saat di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (2/3/2021).
“Jadi saya coba untuk merekam, di laptop di taruh handphone saya. Handphone saya dinyalakan video, terus awalnya pada saat dia datang dan memaksa, saya juga otomatis takut. Ya takut dia melihat handphone saya,” ucap DF melanjutkan.
DF menerangkan pelaku membawa senjata tajam saat melakukan aksi bejatnya. Pelaku selalu membawa keris di belakang sakunya.
“Kalau mengancam dia tidak mengancam. Tapi dia sering membawa keris di belakang sakunya,” kata DF.
Polisi telah mengamankan barang bukti video yang berisi aksi pelaku saat melakukan pelecehan, hasil visum korban, dan pakaian yang digunakan korban.
Atas perbuatannya itu, JH dijerat Pasal 289 KUHP tentang perbuatan cabul dan diancam dengan hukuman penjara selama 9 tahun.
EFS mengaku pelaku melakukan aksi bejatnya di ruang meeting saat keadaan sedang sepi.
“Iya di kantor saat-saat meeting, di ruangan meeting, saat ruangan itu sepi. Setiap kali ada kesempatan, JH melakukan itu,” ujar EFS di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (2/3).
EFS mengaku bekerja bersama JH dari September hingga November 2020. Dia bekerja sebagai sekretaris JH.
Selain itu, EFS mengaku telah mengalami pelecehan di dua minggu pertama dia bekerja. Bahkan EFS mengaku hampir setiap hari dia mendapat pelecehan seksual dari pelaku.
“Iya (sehari bisa lebih dari sekali),” ucap EFS
EFS menyebut saat pelaku melakukan aksinya, keadaan kantor sedan sepi. Pintu ruang meeting pun dikunci.
“(Kondisi) sepi, jadi pelaku itu melakukan memang tidak ada orang. Iya (pintunya dikunci) karena pintunya itu pakai kayak akses gitu, jadi hanya bisa dibuka dari dalam, orang dari luar nggak bisa masuk,” ucapnya.
(man/tor)