Cerita Ketegangan Keluarga di Surabaya Tolak Jenazah Disebut Meninggal COVID-19

Surabaya

Video viral di aplikasi percakapan, satu keluarga di Surabaya ingin menjemput keluarganya meninggal di rumah sakit. Penjemputan sempat berlangsung tegang karena RS Muji Rahayu berusaha melarang membawa jenazah karena berstatus probable atau PDP COVID-19.

Pihak rumah sakit membantah tudingan dari pihak keluarga seperti yang ada di dalam video. Dari video yang viral itu keluarga menyebut jenazah yang meninggal hanya dikira-kira kena COVID-19 saja.

“Tidak ada kira-kira secara medis. Kami menentukan diagnosis secara perkiraan kan tidak mungkin. Kami menentukan diagnosis berdasarkan diagnosis dari yang kami dapat. Itu juga ada hasil foto rontgen yang dari RS Al Irsyad. Memang keluarga berpatokan pada rapid test yang nonreaktif. Tapi ada clue (petunjuk) dari pneumonia dan sesak napas,” tegas Humas RS Muji Rahayu Renti Dwi Widianing.

Pasien atas nama Abdul Muin (66) diketahui tiga hari sebelumnya sempat dari RS Al Irsyad. Pasien sempat rapid test dan hasilnya nonreaktif. Meski nonreaktif, namun pihak RS Al Irsyad menyarankan pasien untuk isolasi atau rawat inap. Sebab, dalam hasil rontgen ditemukan riwayat pneumonia. Namun saran tersebut ditolak oleh keluarga dan memutuskan untuk membawanya pulang.

“Saya dengar di RS Irsyad itu sebelumnya mau diisolasikan, tapi sepertinya keluarga menolak atau apa saya tidak tahu. Akhirnya dibawa pulang,” terang Renti, Kamis (13/8/2020).

Setelah 3 hari atau hari Senin (10/6) sepulang dari RS Al Irsyad, pasien tersebut mengalami sakit lagi. Adapun keluhannya adalah sesak napas dan riwayat pneumonia kambuh. Karena hal itu, pihak keluarga pasien kemudian membawa ke rumah sakit terdekat yakni RS Muji Rahayu.

“Jadi setelah 3 hari itu kemudian sesak lagi kambuh dan dibawa ke RS Muji Rahayu,” jelas Renti.

Terima kasih telah membaca artikel

Cerita Ketegangan Keluarga di Surabaya Tolak Jenazah Disebut Meninggal COVID-19