Cerita Firli Bahuri soal Peran Ibu di Balik Pencegahan Korupsi

Jakarta –
Ketua KPK Firli Bahuri berbicara mengenai peran ibu dalam pemberantasan korupsi. Menurut Firli, para pejabat patut mengingat bagaimana peran ibu ketika menduduki posisi penting.
“Sosok bersahaja inilah yang sangat menentukan jatidiri, watak dan kepribadian seorang anak, melalui setiap tahapan proses alamiah ‘asah, asih, asuh’ sejak mengandung, melahirkan, merawat hingga membesarkan buah hatinya,” kata Firli dalam keterangannya sekaligus dalam memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember setiap tahunnya, Rabu (22/12/2021).
Firli Bahuri ziarah ke makam orang tuanya di Desa Lontar Sumatera Selatan (Foto: dok istimewa)
|
“Nilai-nilai ketuhanan, agama, moral, akhlak, etika dan budaya serta kejujuran yang ditanamkan seorang ibu kepada anak-anaknya, dapat menjadi pondasi kuat dalam membentuk karakter dan integritas seorang anak, sebagai generasi penerus bangsa dan negara ini. Generasi-generasi berkarakter kuat dan memiliki integritas yang baik, sangat dibutuhkan untuk menghadapi sekaligus menyelesaikan ragam permasalahan besar bangsa, salah satunya korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar di republik ini,” imbuhnya.
Firli kemudian bercerita tentang masa kecilnya bersama ibu sebab saat itu ayahnya sudah lebih dulu berpulang. Firli mengaku dibesarkan oleh seorang ibu yang sangat bersahaja.
“Tegas saya katakan, bahwa saya bisa berada dalam posisi saat ini karena jasa tak terhingga ibu, mengingat ayah tercinta wafat saat kami masih kecil, sehingga tugas dan kewajiban seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga, menjadi tanggung jawab di pundak ibu,” kata Firli.
“Paling sedih dan menyentuh, saat ibu perlahan menghampiri kami satu persatu, anak-anaknya yang sebagian tengah lelap dalam tidur. Menahan isak dan linang air mata, ibu kembali memanjatkan doa-doa sembari mengusap lembut kepala dan membaluri sekujur tubuh saya dan saudara-saudara lainnya,” imbuhnya.
![]() |
Dari situlah Firli mengaku berniat untuk menjadi abdi negara. Dia mengaku selalu mengingat pesan ibunya.
“Atas dasar itulah, syukur alhamdulillah dalam perjalanan karier sebagai abdi negara, tidak sekalipun saya cawe-cawe apalagi meminta back up senior maupun pimpinan untuk mendapatkan kenaikan pangkat, jabatan maupun hal-hal lainnya. Perjuangan dan pengorbanan luar biasa ibu, mengajarkan saya tentang nilai-nilai sejatinya kehidupan, dimana kerja keras, kerja ikhlas dan wajib mengedepankan nilai-nilai agama, moral, etika, budaya dan kejujuran, adalah kunci kesuksesan di masa depan,” ucapnya.
(dhn/dhn)