BMKG Sebut Jalur Evakuasi Tsunami di Pesisir Jawa Banyak yang Belum Memadai

Surabaya

Gempa bumi magnitudo 5,9 terjadi di Blitar. BMKG menyebut dibanding dengan tahun 2020, tahun ini memang terjadi peningkatan aktivitas gempa di jalur Selatan Jawa. Namun, BMKG menyayangkan jalur evakuasi jika terjadi tsunami ternyata belum memadai.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gempa yang terjadi di atas Magnitudo 6 biasanya berpotensi terjadi tsunami. Hal ini diketahui dari sejarah kegempaan di wilayah tersebut.

Namun, Dwikorita menyesalkan sebagian besar jalur evakuasi tsunami di Jawa yang belum memadai.

“Kami baru saja menyelesaikan survei di sepanjang pesisir Jawa, ternyata jalur evakuasi tsunami masih hampir sebagian besar kabupaten di pesisir Jawa jalur evakuasi tsunaminya masih belum memadai,” kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual yang dilihat detikcom di Surabaya, Jumat (21/5/2021).

“Sehingga meskipun BMKG mengeluarkan peringatan dini, tapi jalur tersebut belum memadai untuk melakukan evakuasi,” sesalnya.

Jalur yang kurang memadai ini, lanjut Dwikorita karena beberapa hal. Seperti adanya sungai yang memotong jalur evakuasi dan tanpa dilengkapi jembatan hingga jalurnya masih terlampau jauh.

“Masih ada yang terpotong oleh sungai yang rawan dilewati tsunami dan tidak ada jembatannya untuk menyebrang dan masih cukup signifikan dijumpai jalur evakuasi terlalu jauh sehingga dengan waktu datangnya tsunami yang pendek dikhawatirkan tidak memungkinkan untuk keselamatan,” ungkap Dwikorita.

Dari adanya gempa ini, Dwikorita menyebut merupakan alarm pada pemerintah dan masyarakat untuk lebih menyiapkan sejumlah mitigasi untuk menghadapi segala kemungkinan terburuk.

“Poin ini kejadian gempa yang baru saja terjadi merupakan alarm bahwa kita harus segera menyiapkan aspek-aspek keselamatan bangunan ataupun jalur jalur evakuasi apabila skenario terburuk terjadi sewaktu-waktu yang tidak dapat diprediksi kapan,” pungkasnya.

(hil/iwd)

Terima kasih telah membaca artikel

BMKG Sebut Jalur Evakuasi Tsunami di Pesisir Jawa Banyak yang Belum Memadai