Bapak Paskibraka Indonesia Husein Mutahar: Sosok dan Sejarahnya

Jakarta

Bapak Paskibraka Indonesia adalah Husein Mutahar. Beliau merupakan sosok di balik sejarah berdirinya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Indonesia. Sosoknya juga banyak menciptakan lagu bertemakan perjuangan dan kemerdekaan.

Berikut informasi terkait sosok Husein Mutahar dan sejarahnya hingga dikenal sebagai sosok Bapak Paskibraka di Indonesia:

Mengutip dari laman resmi Paskibraka BPIP, Husein Mutahar merupakan seorang ajudan kepercayaan Presiden Soekarno yang saat itu berpangkat Mayor (Laut). Mutahar menyampaikan gagasannya untuk mengadakan pengibaran bendera pusaka oleh para pemuda/i dari seluruh penjuru Tanah Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gagasan tersebut disampaikan Mutahar saat ditugaskan untuk mempersiapkan peringatan detik-detik proklamasi yang pertama pada tahun 1947. Mengutip dari laman resmi Portal Informasi Indonesia, kala itu, kota Yogyakarta dijadikan sebagai lokasi pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus, karena situasi Jakarta masih belum aman.

Pada saat itu, Presiden Soekarno memerintahkan Husein Mutahar untuk menyusun rangkaian upacara pengibaran bendera peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1946. Mutahar pun menyampaikan gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia.


ADVERTISEMENT

Namun, karena situasi yang tidak ideal kala itu, membuat gagasannya tersebut sulit untuk diwujudkan. Sebagai gantinya, Mutahar menunjuk 5 anak muda di Yogyakarta, yang terdiri dari 2 pemuda dan 3 pemudi sebagai petugas pengibaran bendera merah putih.

Menurut Mutahar, kelima anak muda yang bertugas sebagai pengibar bendera pusaka itu merepresentasikan 5 sila dalam Pancasila. Mutahar juga mendesain sendiri seragam upacara yang terinspirasi dari pakaian Presiden Soekarno yang kerap mengenakan jas bergaya militer.

Kesuksesan upacara pengibaran bendera pun mengantarkan Husein Mutahar menjadi sosok yang dikenal sebagai Bapak Paskibraka. Sejak itu sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Kemudian pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menangani pengibaran bendera pusaka dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan. Mutahar pun mengembangkan kembali formasi pasukan pengibaran bendera menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

  • Pasukan 17: Pengiring (pemandu)
  • Pasukan 8: Pembawa bendera (inti)
  • Pasukan 45 : Pengawal.

Jumlah pasukan tersebut merepresentasikan tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada saat itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan pemuda di Jakarta yang menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.

Husein Mutahar sendiri merupakan pria kelahiran Semarang pada tanggal 5 Agustus 1916. Mengutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Jakarta, Mutahar mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (1946-1947), setelah tamat MULO B (1934) dan AMS A I (1938).

Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta. Kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta (1947). Jabatan terakhirnya adalah sebagai Penjabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974), setelah dipercaya sebagai Duta Besar RI di Vatikan (1969-1973).

Sebagai pemuda pejuang, Husein Mutahar juga pernah terlibat dalam pasukan “Pertempuran Lima Hari” di Semarang. Ketika pindah ke Yogyakarta, Mutahar diajak Laksamana Muda Mohammad Nazir. Kemudian Mutahar mendapat kesempatan untuk dijadikan sebagai ajudan Presiden Soekarno, dengan pangkat mayor.

Sebagai pencipta lagu, Husein Mutahar menciptakan lagu Syukur pada tahun 1944. Kemudian ada juga lagu Hari Merdeka yang hingga kini masih dikumandangkan pada Hari Kemerdekaan. Lagu-lagu ciptaannya hampir mencapai seratus. Karya-karya terakhirnya, antara lain, adalah Dirgahayu Indonesia, Himne Universitas Indonesia, dan beberapa himne yang lahir dari keprihatinannya atas kehancuran alam Indonesia.

Husein Mutahar juga pernah menerima tanda jasa Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra, serta tanda kemahiran Pramuka sebagai pembina bertaraf internasional.

(wia/imk)

Terima kasih telah membaca artikel

Bapak Paskibraka Indonesia Husein Mutahar: Sosok dan Sejarahnya