Bamsoet: Revitalisasi Nilai Pancasila Harus Dilakukan Secara Masif

Bamsoet: Revitalisasi Nilai Pancasila Harus Dilakukan Secara Masif

Jakarta

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menghadiri acara Talkshow Alpensouth Festival 2022 SMA Al Azhar 2 Pejaten secara daring di Jakarta, Jumat (7/10). Dalam acara ini, Bamsoet berbicara soal pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menyampaikan upaya untuk membangun benteng ideologi perlu termanifestasi pada langkah-langkah yang terintegrasi pada semua lini. Dalam hal ini, penanaman nilai-nilai Pancasila harus menyentuh segenap elemen bangsa, mengisi seluruh dimensi ruang publik, serta hadir secara konsisten di ruang akademik.

“Kita menyambut baik dan mendukung sepenuhnya Pencanangan kurikulum Pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan nasional yang digagas oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Setelah sekian lama Pancasila terasing dan terpinggirkan, kini Pancasila kita teguhkan kembali sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (7/10/2022).


Lebih lanjut, Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan pendidikan harus mampu melahirkan sumber daya manusia pembangunan yang memiliki karakter dan jati diri. Sebab, pendidikan merupakan instrumen fundamental dan faktor kunci kemajuan bangsa.

Untuk membangun generasi bangsa yang menjunjung nilai Pancasila, Bamsoet mengingatkan pentingnya upaya dan kesadaran dari seluruh elemen bangsa untuk bergotong royong, bekerja sama, serta mengedepankan prinsip sinergi dan kolaborasi.

“Harus menjadi kesadaran kolektif, bahwa proses internalisasi dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila harus dilakukan secara masif, sehingga menjangkau seluruh elemen masyarakat. Selain, menjadi proses yang berkesinambungan, sehingga tertanam kuat dan tidak mudah tercerabut oleh gelombang peradaban, tidak berhenti atau dibatasi oleh periodisasi zaman apalagi rezim pemerintahan,” katanya.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini pun menambahkan hingga saat ini, Pancasila masih tetap kokoh sebagai ideologi dan dasar negara meski diuji oleh berbagai tantangan dan dinamika zaman.

Meski demikian, kemampuan untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara masih menjadi keprihatinan. Mengingat kekokohan Pancasila tidak dapat serta merta menunjukkan nilai-nilai Pancasila telah diimplementasikan secara optimal, murni dan konsekuen.

Hal ini terlihat dari berbagai hasil survei yang dilakukan mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Misalnya hasil survei CSIS yang mengindikasikan 0 sekitar 10 persen generasi milenial setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain. Kemudian hasil survei Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020, mencatat bahwa hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka, sementara 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya,” urainya.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini pun menyampaikan, pada bulan Juni lalu, hasil survei SMRC melaporkan bahwa dari tingkat yang paling elementer sekalipun, pengetahuan dasar masyarakat tentang Pancasila masih belum optimal. Hal ini ditandai dengan skor 64,6 atau dalam kategori ‘sedang’.

Hasil survei SMRC juga mengungkapkan berdasarkan hasil survei, komitmen publik terhadap nilai-nilai Pancasila, dan realisasi nilai nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, masih berada dalam level moderat atau sedang-sedang saja.

“Di samping rujukan berbagai hasil survei, kita juga dapat merasakan terpinggirkannya nilai-nilai Pancasila pada beragam fenomena sosial yang berkembang di masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, derasnya arus globalisasi telah mempengaruhi beragam aspek kehidupan melalui produk dan gaya hidup yang dikemas dan ditampilkan sedemikian rupa sehingga terlihat sangat menarik. Globalisasi juga menjadi perantara atas hadirnya paham, gaya hidup, budaya asing, yang tidak selaras, berseberangan, atau bahkan menegasikan nilai-nilai luhur Pancasila,” pungkas Bamsoet.

(fhs/ega)

Terima kasih telah membaca artikel

Bamsoet: Revitalisasi Nilai Pancasila Harus Dilakukan Secara Masif