Bamsoet Resmikan Simbol Rumah Ibadah dan Patung Rama Krishna di Bali

Jakarta –
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meletakkan batu pertama pembangunan patung Rama dan Krishna (tokoh Ramayana dan Mahabarata) di Monumen Perjuangan Bangsal Bali. Rencananya patung Rama dan Krishna tersebut akan dibangun setinggi 5 meter.
Pada kesempatan yang sama, Bamsoet juga meresmikan simbol rumah ibadah (masjid, gereja, vihara, dan kelenteng) yang menggambarkan kemajemukan dan keharmonisan bangsa Indonesia. Selain itu, ia juga dianugerahi penghargaan dan lencana 3/4 abad Resimen Mahasiswa Ugracena.
“Keberadaan simbol rumah ibadah dan patung Rama serta Krishna menggambarkan semangat nilai pluralisme, sikap humanis dan Bhineka Tunggal Ika sebagai aset dan kekuatan bangsa Indonesia,” kata Bamsoet dalam keterangannya, Rabu (19/5/2021).
Bamsoet mengatakan nilai-nilai keagamaan telah mewarnai kemajemukan masyarakat sejak Indonesia dilahirkan dan menjadi fitrah kebangsaan yang diwariskan founding fathers kepada semua. Maka dari itu, tidak boleh ada pengingkaran dalam bentuk apapun terhadap fitrah tersebut.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Gugus Kebangsaan Bali, di Pura Puncak, di kawasan Monumen Perjuangan Bangsal (MPB), di Bali. Ia menjelaskan keberagaman markas di Bangsal yang kini dijadikan Monumen Perjuangan Bangsal sangat berkaitan dengan perjuangan rakyat Bali di berbagai tempat, seperti peperangan di Laut Gilimanuk, pendaratan pasukan I Gusti Ngurah Rai tanggal 20 November di Marga, juga perjuangan di Munduk Malang.
“Menjadi markas pertemuan pimpinan pemuda pejuang dalam mengatur strategi perlawanan terhadap penjajahan Jepang dan Nica. Bahkan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai sering melakukan pertemuan di sini,” lanjutnya.
Menurutnya, tugas berat ada di pundak seluruh anak bangsa untuk menjadikan pengorbanan para pejuang tidak sia-sia. Tugas tersebut untuk memastikan kedaulatan, persatuan, dan kesatuan bangsa tetap terjaga.
“Tegak berdirinya NKRI sebagai bangsa yang berdaulat, tidak lain berkat dukungan dan pengorbanan segenap komponen bangsa. Sistem pertahanan keamanan negara yang kita bangun mengamanatkan dua hal, bahwa rakyat adalah bagian penting dari upaya bela negara, dan bahwa upaya bela negara harus menjadi tanggung jawab dan kerja bersama seluruh komponen bangsa, bukan semata menjadi tugas TNI dan Polri,” pungkasnya.
Sebagai informasi, turut hadir antara lain Ketua Umum Manajemen Monumen Perjuangan Bangsal Ngurah Bagus Putu Arhana, Ketua Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Bali Wayan Windia, Ketua Korps Menwa Indonesia Bali Bagus Ngurah Rai, Komandan Korps Menwa Ugracena Bali Ida Anak Agung Parwatha Pandji, dan Ketua Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Seroja Timor Timur Bali Desak Kusuma Wati
(akd/ega)