Awal Mula 2 Pasien Corona Sembuh di Bali tapi Tercatat Meninggal

Jakarta –
Sebanyak dua orang pasien COVID-19 berhasil sembuh namun tercatat meninggal di Bali. Pasien itu berinisial KJR yang tercatat meninggal pada 4 September dan DWB pada 6 September 2021.
“Terdapat data pasien yang berstatus sembuh namun diinput dalam aplikasi NAR dengan status meninggal dunia,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (10/9/2021).
Sukadi menuturkan, kedua pasien sembuh namun tercatat meninggal tersebut karena kesalahan input data yang dilakukan oleh petugas berinisial KMSP. Terlebih, petugas tersebut diduga tidak memiliki kualifikasi sebagai operator Satgas COVID-19.
“Salah input data COVID-19, dikarenakan petugas yang bersangkutan tidak melakukan pengecekan sebelum dan setelah melakukan penginputan data, serta yang bersangkutan tidak punya kualifikasi sebagai operator satgas COVID-19,” terang Sukadi.
Dalam bertugas sebagai operator, KMSP hanya berdasarkan perintah lisan dari Kepala Seksi Surveilence dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Petugas juga tanpa dilengkapi surat keputusan atau surat tugas khusus sebagai operator Satgas COVID-19, melainkan SK sebagai tenaga surveillance.
Sukadi menegaskan bahwa kesalahan input data tersebut terjadi karena Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar bersama Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Denpasar menunjuk orang sebagai operator satgas COVID-19 tidak sesuai dengan kompetensinya.
“Para operator ditunjuk secara lisan tanpa dilengkapi surat keputusan atau surat tugas khusus sebagai operator,” tegas Sukadi.
Selain itu, Sukadi juga mengungkapkan bahwa Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Kasi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Denpasar tidak melakukan pengawasan secara ketat. Kesalahan input data tersebut terjadi secara berulang-ulang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, kesalahan data pasien COVID-19 itu terjadi lantaran adanya human error. Petugas yang menginput data salah klik sehingga terjadi kesalahan data.
“Itu memang ada human error, ada salah ngeklik dia (petugasnya). Tidak usah diperpanjang, salah ngeklik itu yang memasukkan data sehingga harusnya isolasi sudah sembuh malah diklik meninggal,” kata Suarjaya yang dikutip detikcom (6/9).
Kesalahan data ini diketahui setelah adanya pengecekan ulang ke lapangan. Suarjaya mengatakan, setiap data rilis pasien yang meninggal dikonfirmasi lagi oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas).
“Kita kan sudah ada datanya namanya siapa, alamatnya di mana sehingga di lapangan Babinsa (dan) Babinkamtibmas kan mengecek dan crosscheck ke lapangan ternyata yang dilaporkan meninggal ternyata masih ada orangnya dan sudah sembuh,” jelasnya.
“Yang salah petugas input data ketika memasukkan data tersebut, dari dinkes kabupaten. Kadang-kadang mungkin karena banyak itu kan satu klik itu selesai isolasi intinya, mungkin pas gimana, kliknya salah,” imbuhnya.
(knv/knv)