
Apkesmi Minta Kasus Penyerangan Nakes di Papua Diadili di Pengadilan HAM

Jakarta –
Ketua Asosiasi Puskesmas se-Indonesia (Apkesmi) Trisna Setiawan mengutuk keras insiden penyerangan terhadap tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Trisna meminta agar Komnas HAM turun tangan dan mengadili pelaku penyerangan itu di pengadilan HAM.
“Mengecam dan mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok dan menyatakan tindakan tersebut adalah tindakan biadab yang tidak berkeprikemanusiaan,” kata Trisna dalam konferensi pers yang bertajuk ‘Deklarasi Pernyataan Sikap APKESMI Terhadap Kasus Puskesmas Kiwirok Papua, yang disiarkan di YouTube Apkesmi, Sabtu (25/9/2021).
“Kejadian tersebut merupakan pelanggaran HAM dan hukum internasional, oleh karena itu kami mohon kepada Komnas HAM agar segera mengusut dan mengadili pelaku dalam pengadilan HAM dan memberikan hukuman yang seberat beratnya,” ujar Trisna.
Selain itu Trisna juga meminta agar aparat keamanan seperti TNI dan Polri menindak tegas kelompok KKB. Hal itu karena kelompok KKB telah meresahkan masyarakat dan mengancam stabilitas keamanan masyarakat. Selain itu pemerintah juga diminta memberikan jaminan keselamatan bagi petugas nakes yang bertugas di daerah rawan konflik.
“TNI dan Polri sebagai aparat keamanan dan aparat hukum harus memberikan jaminan keamanan kepada tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya terutama pada daerah-daerah rawan. Dan puskesmas kita harapkan bisa berlokasi berdekatan dengan kantor kantor pos keamanan terutama di daerah daerah rawan,” ujarnya.
“Mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di daerah rawan konflik agar lebih mengutamakan keselamatan diri sendiri sebelum melakukan pada orang lain,” imbuhnya.
Kemenkes Minta Pemerintah Lindungi Nakes di daerah Rawan Konflik
Dirjen Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Abdul Kadir dalam acara yang sama, menyesali insiden penyerangan KKB ke tenaga kesehatan di Kiwirok, Papua. Ia meminta adanya perlindungan kepada tenaga kesehatan yang bertugas di daerah rawan konflik.
“Kami atas nama Kemenkes menyatakan dengan ini turut prihatin, menyesalkan, dan mengecam perbuatan yang dilakukan oleh KKB tersebut. Untuk itu Kemenkes mendorong kepada pihak terkait untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada tenaga kesehatan kita yang khususnya menjalankan tugas di daerah-daerah yang termasuk di daerah Pegunungan Bintang,” kata Abdul Kadir.
Ia mengatakan Puskesmas Kiwirok merupakan puskesmas yang dibangun pada 2019. Puskesmas tersebut merupakan puskesmas rawat inap dan dibangun dengan anggaran Rp 35-40 miliar untuk membangun gedung hingga fasilitas sarana prasarana penunjang dan alat kesehatannya.
Ia meyesalkan ditengah pandemi COVID-19, dimana tenaga kesehatan merupakan garda terdepan melayani masyarakat dan pasien COVID-19 harus mengalami insiden tersebut. Dia berharap insiden tersebut merupakan kejadian terakhir, dan meminta agar semua pihak menjamin keselamatan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya.
(yld/idh)
Apkesmi Minta Kasus Penyerangan Nakes di Papua Diadili di Pengadilan HAM
