Jakarta –

PKS DKI menanggapi sindiran Ketua DPRD DKI Jakarta F-PDIP Prasetio Edi Marsudi soal Anies Baswedan gubernur tapi otaknya ingin jadi presiden. PKS menilai Anies memilik hak, tapi saat ini Anies sedang mewujudkan janji-janji kampanyenya.

“Saya kira itu hak semua orang untuk memilih dan dipilih menjadi pejabat negara, yang penting dilalui dengan cara yang benar. Kita harus bisa menghargai hak semua orang tersebut,” kata anggota Fraksi PKS, Abdul Azis, kepada wartawan, Rabu, (23/2/2022).

Abdul Azis mengatakan pemilihan presiden masih cukup lama. Menurutnya, tidak perlu takut untuk menilai kinerja Anies yang sedang berusaha mewujudkan janji-janji kampanyenya.

“Toh pilpres masih lama tidak perlu terlalu takut dan paranoid dalam menilai kinerja Gubernur DKI yang sedang berusaha mewujudkan janji-janji kampanyenya,” ujar Abdul Azis.

Abdul Azis juga mengklaim kinerja Anies sampai saat ini sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari perubahan di Jakarta selama empat tahun terakhir.

“Sangat baik (kinerjanya), kita dapat lihat secara kasat mata perubahan di Jakarta 4 tahun terakhir,” jelas Abdul Azis.

Lebih lanjut, Abdul Azis juga memaparkan penghargaan yang diperoleh oleh Anies, seperti mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak empat kali berturut-turut yang belum pernah dicapai oleh gubernur sebelumnya.

“Ini dibuktikan juga dengan penghargaan nasional dan internasional yang diperoleh dan juga Jakarta mendapatkan WTP 4 kali berturut-turut yang hal ini belum pernah dicapai gubernur sebelumnya,” tutur Abdul Azis.

Sebelumnya, Pras, sapaan akrab Prasetio, mengatakan Anies Baswedan selalu ingin terlihat berbeda dari gubernur sebelumnya. Dia menyinggung Anies justru seperti ingin jadi gubernur untuk bisa jadi presiden.

“Saya bilang nggak ada pemikiran seperti itu, jadi beliau ini jadi gubernur tapi otaknya jadi presiden, itu, saya orangnya terbuka, saya ngomong apa adanya, dan saya kalau dibatasi-dibatasi dengan cara ngomong saya ini saya merasakan, karena bukan apa gubernur dan Ketua DPRD ini sama levelnya dipilih oleh rakyat, satu megang eksekutif, satu megang lembaga yang namanya DPRD. Temen-temen Dewan, kalau ini nggak ada kebersamaan gimana, Pak,” katanya dalam diskusi YouTube Total Politik.

(aik/aik)