Adu Perspektif Malam Ini, Mencari Kepastian di Tengah Ketidakpastian Pencapresan

Jakarta –
Gerak cepat Partai Nasdem mendeklarasikan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendampingi bacapres Anies Baswedan, Sabtu (2/9) pekan lalu masih menjadi barometer kondisi politik jelang pilpres saat ini. Manuver ini tentu saja bukanlah tanpa perhitungan. Dalam orasinya jelang pendeklarasian, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan bahwa kedua tokoh ini memiliki kaliber yang seimbang di bidang mereka masing-masing.
“Saya mengenal dua sosok ini secara lebih dekat dalam kurun waktu perjalanan cukup panjang dua orang yang mempunyai kelebihan masing-masing,” kata Surya Paloh di acara deklarasi Anies-Cak Imin sebagai bacapres dan bacawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jatim, Sabtu (2/9/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Maka kedua pasangan ini bagaikan botol dan tutup botol itu,” lanjut Paloh.
Menganalisis peristiwa yang terjadi, Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan bahwa langkah berani yang terjadi di Surabaya itu perlu dilakukan. Menurutnya, angka elektabilitas Anies Baswedan harus diobati dengan mengumumkan tokoh pendamping Anies dalam laga Pemilu 2024 nanti.
“Ini persoalannya lagi-lagi soal teknis. Bahwa elektabilitas Pak Anies itu sudah sangat turun, sehingga satu-satunya langkah teknis yang bisa dilakukan untuk mengupgrade elektabilitas itu adalah dengan memastikan koalisi ini berlayar. Untuk memastikan koalisi ini berlayar kan harus jelas siapa cawapresnya,” ungkap Syahrial dalam program Adu Perspektif kolaborasi antara detikcom dengan Total Politik, Rabu (6/9).
Terkait kondisi ini, Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengungkapkan bahwa peristiwa-peristiwa semacam ini akan terus terjadi. Menurutnya, situasi saling mengunci ini menjadi strategi pertahanan masing-masing koalisi. Hal ini berdampak pada pengumuman masing-masing pendamping bakal capres dengan berbagai tolok ukur yang paling memungkinkan untuk membawa kemenangan.
Mencuatnya wacana kawin silang antara Sandiaga Uno dengan Agus Harimurti Yudhoyono menjadi salah satu bukti bahwa kondisi saat ini masih sangat cair. Miftah Sabri pendukung Sandiaga Uno yang juga menjadi tamu pembicara dalam acara itu mengungkapkan, poros baru ini mungkin saja bisa terjadi. Ia menegaskan, setidaknya ada empat syarat yang harus terpenuhi agar duet Sandi-AHY bisa terwujud.
“Sandinya mau, AHY-nya mau, PKS-nya mau,” katanya.
Sementara itu, syarat terakhir yang ia sebut belakangan adalah persetujuan PPP. Mengingat, Sandi saat ini merupakan kader PPP yang tengah diusulkan ke PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo.
Terlepas dari hal tersebut, berbagai peristiwa politik terjadi dalam waktu hampir bersamaan. Pertemuan Yenny Wahid dan Prabowo di Kartanegara serta umpan lambung nama Ridwan Kamil yang disebut masuk dalam radar bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo menjadi topik penting yang tengah dibahas. Tindakan-tindakan yang disebut oleh Miftah sebagai gerakan inidividual ini tidak bisa dikesampingkan mengingat elektabilitas masih menjadi pertimbangannya.
Dalam situasi yang tidak pasti ditambah dengan usulan percepatan masa pendaftaran Capres dan Cawapres dalam draf Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) terkait Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, kondisi politik saat ini tidak selandai yang terlihat. Waktu yang semakin sempit menjadi tantangan bagi seluruh partai politik untuk segera menentukan keputusan. Terkait hal ini, Yandri memprediksi bahwa rentetan peristiwa penting akan semakin sering terjadi.
“Sebelum datang ke KPU nanti, sebelum janur kuning belum melengkung, semua bisa terjadi. Jadi dinamika dalam proses pencapresan ini mungkin akan ada kejutan-kejutan di kemudian hari,” ungkap Yandri.
Dengan latar belakang situasi politik saat ini, Adu Perspektif akan membahas seruncing apa manuver-manuver akan terjadi dalam waktu dekat. Menghadirkan Fahri Hamzah (Waketum Partai Gelora), Masinton Pasaribu (Politikus PDI Perjuangan), serta Effendi Gazali (Pakar Komunikasi Politik), saksikan secara Live Adu Perspektif dengan tema ‘Mencari Kepastian, Di Tengah Ketidakpastian Pencapresan’ Rabu, 13 September 2023 pukul 20.00 WIB di web dan kanal Youtube detikcom.
(vys/ids)