Shopee Affiliates Program

100 Hari Pimpin Kota Surabaya, Ini Gebrakan & Inovasi Eri-Armuji

Jakarta – Seusai dilantik pada 26 Februari yang lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakilnya Armuji langsung tancap gas mengubah Surabaya. Kini, di 100 hari kepemimpinannya sudah banyak gebrakan dan inovasi yang dilakukan untuk mensejahterakan warga Kota Pahlawan.

Eri mengatakan sebenarnya dalam program kerja, tidak bisa dikatakan hanya berhenti selama 100 hari, karena itu semua berkelanjutan. Namun begitu, ia memastikan selama 100 hari kerjanya ini, sasarannya adalah kesehatan, kesejahteraan warga dan pendidikan.

“Tujuan akhir dari semua itu adalah kebahagiaan warga Surabaya. Kebahagiaan dan senyum warga Surabaya itulah yang menjadi tujuan saya ketika ditugaskan menjadi Wali Kota Surabaya,” kata Eri dalam keterangan tertulis.

Ia juga menjelaskan alasannya untuk fokus pada bidang kesehatan, sebab saat ini masih masa pandemi COVID-19 dan dia tidak ingin ketika ada warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), kesehatannya juga tidak terfasilitasi.

Oleh karena itu, Eri mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan melahirkan sebuah program UHC (Universal Health Coverage) atau jaminan kesehatan semesta yang berlaku sejak April 2021.

“Alhamdulillah sekarang warga Kota Surabaya yang ingin berobat, kini sudah gratis, cukup menunjukkan KTP-nya,” ujar dia.

Di samping itu, Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya juga fokus menekan COVID-19. Pihaknya terus mempercepat vaksinasi dan hingga saat ini sudah mencapai 1,1 juta warga Surabaya yang tervaksin.

Pemkot juga terus memasifkan operasi protokol kesehatan di semua penjuru di Surabaya. Bahkan, Eri juga detail membuat peraturan-peraturan demi menekan kasus COVID-19.

Selanjutnya dalam bidang kesejahteraan warga, dia memastikan terus memutar perekonomian Surabaya dengan cara menggerakkan kembali UMKM Surabaya. Hal itu dimulai dari para pejabat dan pegawai Pemkot Surabaya yang harus menggunakan produk UMKM.

Foto: dok. Pemkot Surabaya

Bahkan, ia sudah beberapa kali memasarkan produk UMKM melalui pameran UMKM virtual dan juga lomba promosi produk UMKM yang dilakukan oleh Kepala OPD hingga para Camat se-Surabaya.

“Kita juga sudah menyiapkan semua kebutuhan pokok untuk keluarga ASN dan pegawai pemkot. Semuanya dari UMKM Surabaya, mulai dari pakaiannya dan kebutuhan pokok lainnya. Nah, ketika produk UMKM itu kurang pas dan misalnya kuenya kurang enak, di sinilah pemerintah hadir,” ungkap Eri.

“Pemkot memberikan pelatihan, sehingga pemerintah itu harus menjadi guru, bisa menjadi orang tua untuk terus menyempurnakan produk UMKM itu supaya berkelas dunia,” tambahnya.

Menurutnya, di masa pandemi saat ini perekonomian dan penyebaran COVID-19 harus terus berjalan beriringan, karena keduanya merupakan dua mata pedang yang tidak boleh berhenti salah satunya.

Ia menuturkan untuk menggeliatkan ekonomi, konsekuensinya pasti ada pergerakan orang dan berbagai kegiatan. Untuk itu, protokol kesehatan ketat harus diterapkan dalam setiap kegiatan itu.

“Saya yakin ekonomi di Surabaya bisa berjalan dan COVID-19 bisa diturunkan,” ujarnya.

Dalam bidang pendidikan, Eri memastikan sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk pembelajaran tatap muka maupun daring. Yang terbaru, Eri mengembangkan program anak asuh.

Jika sebelumnya program anak asuh itu hanya berasal dari CSR perusahaan, kini anak asuh itu juga diwajibkan kepada seluruh ASN Pemkot Surabaya.

Apalagi pandemi COVID-19 banyak mempengaruhi perekonomian warga, sehingga Eri tak ingin ada anak Surabaya yang putus sekolah di masa pandemi ini.

100 Hari Pimpin Kota Surabaya, Ini Gebrakan & Inovasi Eri-Armuji

Foto: dok. Pemkot Surabaya

“Setiap bulannya, anak asuh ini membutuhkan Rp 125 ribu. Jika dikalikan 12 bulan, hanya sekitar Rp 1,5 juta dalam setahun. Makanya, seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya secara bertahap mengikuti program anak asuh ini. Sampai saat ini sudah sekitar 2 ribuan yang memiliki anak asuh, sehingga rasa gotong-royong dan cinta kasih ini kita munculkan di lingkungan ASN pemkot,” imbuhnya.

Selain tiga program itu, pelayanan publik di Kota Surabaya terus disempurnakan. Salah satunya dengan memberikan penghormatan dan apresiasi kepada RT, RW dan LPMK, karena mereka inilah pemimpin sejati.

Eri menuturkan dengan menaikkan apresiasi (insentif) mereka, maka diharapkan pendataan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bisa semakin benar dan tepat sasaran.

“Nah, semakin tepat sasaran, itu berarti pengurus RT, RW dan LPMK-nya yang hebat, bukan pemerintahannya,” jelasnya.

Bahkan, demi mendekatkan diri dan memastikan pelayanan publik berjalan dengan baik, Eri membuat sebuah aplikasi yang dinamakan ‘wargaKu’.

Melalui aplikasi ini, warga bisa melaporkan apapun tentang pelayan publik di Surabaya, dan harus segera dijawab oleh dinas terkait. Aplikasi ini juga langsung terhubung dengan Eri.

“Saya juga langsung berkantor di kelurahan-kelurahan. Tujuannya supaya saya bisa langsung mendengar berbagai keluhan warga dan segera diselesaikan, karena buat saya ketika ada warga yang menyampaikan keluhan, maka harus segera ditindaklanjuti,” ucap Eri.

“Ini juga untuk menguatkan program semua pelayanan harus berhenti di kelurahan. Jadi, mulai hari ini dan ke depannya, semua pelayanan harus berhenti di kelurahan,” lanjutnya.

Menurut Eri, itu adalah sebagian kecil dari berbagai rencana yang akan dilakukannya sampai akhir masa jabatannya pada tahun 2024. Namun, sebelum masa jabatannya habis ia berusaha untuk membuat warga Surabaya tersenyum dengan sumber daya manusianya dan pendapatan per keluarganya yang meningkat.

Sehingga hal tersebut bisa memberikan kebahagiaan kepada keluarga-keluarga yang ada di Kota Surabaya.

“Nah, setelah 100 hari ini, masih banyak yang harus kita kerjakan sampai di akhir masa jabatan saya. Harapannya adalah kebahagiaan warga Surabaya, tidak ada lagi warga Surabaya yang tidak bisa bekerja, tidak ada lagi pendapatannya perkeluarga di bawah Rp 7 juta. Inilah kebahagiaan saya,” ujarnya.

Bagi Eri, menjadi Wali Kota Surabaya adalah mencari amal jariyah supaya bisa menerangi alam kubur orang tuanya nanti.

“Saya selalu sampaikan bahwa saya menjadi wali kota sesuai dengan pesan orang tua saya, beliau meminta kepada saya jadilah wali kota agar bisa menciptakan amal jariyah yang nantinya akan menerangi makam Abah dan Umi,” imbuhnya.

Untuk itu, ia memastikan ke depannya akan menciptakan tempat-tempat baru dan pemerataan pembangunan di Surabaya. Bahkan, dalam waktu dekat ia mengaku akan membuat kota heritage dan wisata air akan segera terwujud.

Adapun tujuan akhirnya supaya bisa menarik tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian Surabaya.

“Pada akhirnya, semua pembangunan ini adalah kebahagiaan dan senyum warga terpuaskan, sehingga semuanya akan kembali kepada warga Surabaya,” tuturnya.

Kerja keras Wali Kota Eri dan Wawali Armuji dalam kurun waktu 100 hari pemerintahannya, terbukti telah dirasakan manfaatnya oleh warga Kota Pahlawan.

Berdasarkan survei persepsi publik yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Unair), 80 persen warga Surabaya mengaku puas dengan kinerja Eri-Armuji.

Koordinator Peneliti dari Unair Irviene Maretha menjelaskan bahwa kerja keras Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji dalam menangani pandemi COVID-19 juga mendapat apresiasi dari masyarakat.

Berbagai peraturan konkret yang dibuat oleh pemkot dinilai mampu mengendalikan penyebaran COVID-19.

“Sebanyak 81 persen warga merasa puas terhadap penanganan pandemi COVID-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya,” ujar Irviene Maretha. (adv/adv)

Terima kasih telah membaca artikel

100 Hari Pimpin Kota Surabaya, Ini Gebrakan & Inovasi Eri-Armuji