Shopee Affiliates Program

90 Persen Kebutuhan Bahan Kimia di Indonesia Masih Impor

Bandung

Sebanyak 740 alumni teknik kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) mengampanyekan industri kimia hijau untuk pembangunan dan lingkungan yang lebih baik. Hal tersebut dilakukan bersamaan dengan perayaan 80 tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia (PTTKI).

Ketua panitia peringatan 80 tahun Pendidikan Teknik Tinggi Kimia di Indonesia (PTTKI) Tirto Prakoso mengatakan kebutuhan impor bahan kimia di Indonesia menyentuh angka 90 persen.

“Kami akan membahas cara mengurangi impor bahan kimia yang sangat besar. Karena sekarang 90 persen lebih bahan kimia yang digunakan itu masih impor,” kata Tirto dalam keterangannya, Minggu (6/6/2021).

Lebih lanjut, dia berharap kesadaran para pelaku industri yang berkaitan dengan kimia agar ditingkatkan terlebih dalam memahami pentingnya menerapkan industri kimia hijau dan berkelanjutan.

Sehingga, ke depan semakin banyak industri kimia yang menganut azas berkelanjutan, tak merusak lingkungan, hemat energi, dan menjadi industri yang hijau.

“Kita punya nilai tambah, yakni mampu membuat produk pengganti impor, industri dari hulu ke hilir, dan berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan agar lebih mandiri,” ucap Tirto menambahkan.

Dia mengatakan, PTTKI berkomitmen akan melakukan pembangunan teknik kimia untuk bangsa, teknik kimia untuk program studi, dan teknik kimia untuk alumni teknik kimia ITB. Ke depan, pihaknya akan memberikan penghargaan bagi industri yang sudah menerapkan industri kimia hijau dan berkelanjutan dan memberikan sosialisasi serta pelatihan mengenai solusi industri kimia hijau.

Di sisi lain, riset dan penelitian pun akan terus dilakukan. Tirto mengatakan, PTTKI akan menjembatani antar peneliti di kampus dengan berbagai industri agar semakin banyak hasil penelitian khususnya terkait industri kimia hijau dan berkelanjutan yang digunakan industri.

“Menjadikan hasil penelitian di teknik kimia ITB menjadi sebuah karya nyata yang bermanfaat untuk masyarakat, dan juga pada akhirnya bisa menunjang inovasi-inovasi lainnya,” pungkasnya.

Selain fokus pada permasalahan industri kimia, pihaknya pun menggelar kompetisi virtual lari dan bersepeda. Kompetisi tersebut, dibagi dalam dua kategori yakni peserts paling cepat menempuh jarak 40 km (lari) dan 80 km (sepeda), serta peserta dengan jarak tempuh terjauh jauh selama periode 5 Juni-4 Juli.

(mso/mso)

Terima kasih telah membaca artikel

90 Persen Kebutuhan Bahan Kimia di Indonesia Masih Impor