
Korona di Kudus Menggila, Polda Jateng Kerahkan Personel Bantu Pemakaman

Kudus –
Kabupaten Kudus memiliki angka tertinggi penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Jawa Tengah. Personel gabungan yang terdiri di antaranya dari polisi dan TNI turun tangan.
“Jadi semua pasukan ikut, semua elemen masyarakat ikut, tokoh agama, ada babinsa, bhabinkamtibmas ada lurah, camat, ada batalyon, termasuk Brimob 450 yang semua kita plotting di semua wilayah Kudus dengan harapan ikut mengawasi kegiatan masyarakat kita pulihkan masyarakat Kudus. Targetnya COVID-19 harus hilang,” jelas Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi dalam apel yang digelar di alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Jumat (4/6/2021).
Apel ini juga dipimpin langsung Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto.
Lutfhi mengatakan ada delapan water canon yang dikerahkan untuk melakukan penyemprotan massal di wilayah Kota Kudus. Dia meminta tiga hari sekali dilakukan penyemprotan disinfektan di wilayah Kudus.
“Ada delapan water canon, akan melakukan evaluasi. Lakukan penyemprotan massal. Tiga hari sekali kita banjiri disinfektan. Satu menyehatkan situasi. Kita bergerak masyarakat gerak,” jelasnya.
Terkait dengan pemakaman, kata dia, sudah dikerahkan personel untuk menangani pemakaman. Personel pun sudah dilatih untuk ikut membantu pemakaman.
“Dinas akan dril masalah jenazah, wilayah kita menjadi berita kita tidak mampu menangani pemakaman jenazah. Kita sudah dilatih itu, baik Kodam, Polda, dari dinas Kudus bikin team work, nggak ada berita lagi berita masyarakat takut lagi pemakaman masyarakat kita. Ketiga, PPKM mikro basis deteksi dini kita maksimal,” pungkasnya.
Lampu Merah Corona di Kudus
Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto juga mengungkap data terakhir kasus Corona di Kudus masih meningkat. Menurutnya belum terlihat tanda-tanda kasus Corona di Kudus akan turun.
“Komitmen besar kami, bahwa Kabupaten Kudus belum ada tanda-tanda turun dengan adanya COVID-19. Tadi saya lihat datanya kemarin naik 175 kasus, meninggal 24 orang. Kalau ini tidak serius maka jumlah terus bertambah dan ini merupakan lampu merah kita semua,” urai dia.
Menurutnya sejumlah kegiatan dilakukan guna menekan penyebaran virus Corona di Kudus. Di antaranya mulai menata manajemen di rumah sakit, memperketat pendisiplinan prokes, penyekatan PPKM mikro hingga menutup semua wisata di Kudus.
“Kemudian manajemen rumah sakit dan kegiatan yang lainnya. Bahwa evaluasi kita latih hari ini dengan harapan kita bisa memperbaiki semua. Perbaikan manajemen apa yang kita lakukan selama ini, peran masyarakat itu akan kita evaluasi semua,” ungkapnya.
“Yayasan yang mengelola wisata religi, Sunan Kudus, Sunan Muria wisata yang lain untuk sementara waktu ditutup. Untuk menghindari kerumunan. Sehingga COVID-19 tidak ke mana-mana,” sambung dia.
Dia pun meminta kepada tokoh masyarakat untuk mengimbau kepada warga agar taat kepada protokol kesehatan. Rudianto juga meminta kepada masyarakat untuk menahan diri agar tidak menyelenggarakan hajatan.
“Kedua seluruh tokoh masyarakat imbau kepada masyarakat untuk melakukan 3M. Berikutnya masyarakat menyiapkan diri hajatan, mohon ditahan diri,” jelasnya.
Ditambahkan peringkat pertama penyebaran virus Corona di Jateng masih ada pada Kudus. “Korban sudah 600 lebih meninggal, hari ini 3.000 sudah dirawat dan sembuh sudah 5.000-an. Isolasi dan dirawat di rumah sakit masih berlangsung. Jangan ada korban berikutnya,” tambahnya.
(sip/mbr)
Korona di Kudus Menggila, Polda Jateng Kerahkan Personel Bantu Pemakaman
