Harga Kedelai Melonjak, Pemkot Bandung Minta Pusat Gelar Operasi Pasar

Bandung –
Para pengrajin tahu dan tempe berencana menggelar aksi mogok imbas dari naiknya harga kedelai. Pemkot Bandung meminta pemerintah pusat untuk segera menggelar operasi pasar agar harga kedelai bisa kembali normal.
“Ini siklus berulang, pernah seperti ini karena memang kedelainya (langka). Nanti sama Dinas Perdagangan dan Perindustrian kita coba, kalau barangnya langka, minta ke pusat untuk operasi pasar,” kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Monumen Perjuangan, Kamis (27/5/2021).
Kebutuhan kedelai di Kota Bandung setiap bulan mencapai 8 ribu ton yang diproduksi oleh 439 pengrajin tahu dan tempe.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Elly Wasliah mengatakan pihaknya sudah menerima informasi bahwa pengajian akan berhenti produksi sementara dan pedagang akan berhenti berjualan selama tiga hari.
“Paguyuban tahu tempe bakal mogok mulai besok Jumat hingga Minggu, 3 Hari mogok berjualan dikarena harga kacang kedelai ada kenaikan, di Bulan April masih Rp 9.200 per kilogram dan sekarang sudah bergerak di Rp 10.500 per kilogram,” kata Elly ditemui terpisah di Balai Kota Bandung.
Menurutnya Indonesia bergantung pada kedelai impor asal Amerika. Sedangkan saat ini belum masuk masa panen.
“Ini ada pergerakan global, semuanya. Indonesia hampir 90 persen impor dari Amerika, sedangkan di Amerika belum masuk masa panen dan permintaan dari Cina 7,5 juta ton pada Bulan April dan ini yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara lainnya,” ungkap Elly.
Elly menyebut, Kementerian Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri memastikan, stok kacang kedelai aman. Namun, harga memang bergerak naik.
“Solusi dari kami, upaya kami memutus mata rantai distribusi. Diharapkan, distributor kacang kedelai di Kota Bandung langsung menjual kacang kedelai kepada pengrajin, supaya tidak ada lagi biaya yang buat harga semakin mahal,” ujarnya.
(wip/mso)