Korban Gempa Blitar di Lumajang Nekat Tempati Rumah yang Retak-retak

Lumajang

Gempa Blitar M 5,9 menyisakan duka bagi korban di Lumajang. Seperti yang dirasakan Sholeh (52) warga Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe.

Rumah yang ia bangun 30 tahun lalu itu nyaris roboh diguncang gempa Blitar yang terjadi pada Jumat (21/5). Meski rumahnya sudah retak-retak, ia bersama sang istri dan kedua anaknya tetap tinggal di rumah tersebut.

Sebab, rumah berukuran 6 x 12 meter tersebut merupakan satu-satunya tempat yang mereka tempati selama 30 tahun. Ia hanya bisa berharap pemerintah segera memberikan bantuan, agar bisa segera memperbaiki kerusakan rumahnya.

“Rumah kondisinya rusak akibat gempa. Sementara tinggal di kamar belakang karena kamar depan kondisinya sudah mengkhawatirkan. Harapannya segera dapat bantuan untuk memperbaiki rumah,” ujar Sholeh, Minggu (23/5/2021).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat, ada 46 rumah di tiga kecamatan yang mengalami kerusakan akibat gempa Blitar. Yakni di Kecamatan Pronojiwo, Tempursari dan Pasru Jambe.

BPBD Lumajang akan mendirikan hunian sementara untuk korban gempa. Terlebih jika rumah korban sampai tidak aman untuk ditempati.

“Terdapat 46 rumah warga di 3 kecamatan di Lumajang yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di Blitar. BPBD akan memberikan hunian sementara jika kondisi rumah korban mengkhawatirkan,” ujar Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo kepada detikcom.

(sun/bdh)

Terima kasih telah membaca artikel

Korban Gempa Blitar di Lumajang Nekat Tempati Rumah yang Retak-retak