
Militer-Pemberontak Bentrok, Ribuan Warga Myanmar Kabur ke Thailand

Naypyitaw –
Ribuan warga desa dari etnis Karen di Myanmar bersiap melarikan diri ke wilayah Thailand, jika pertempuran semakin meningkat antara militer Myanmar dengan kelompok pemberontak Karen. Mereka akan bergabung dengan warga Myanmar lainnya yang terlebih dulu kabur saat kudeta terjadi pada 1 Februari.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (30/4/2021), pemberontak Karen dan militer Myanmar terlibat bentrok di dekat perbatasan Thailand beberapa pekan sejak jenderal militer Myanmar melengserkan pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Bentrokan itu membuat warga desa di perbatasan kedua negara mencari tempat perlindungan.
“Orang-orang mengatakan orang Burma akan datang dan menembaki kami, jadi kami melarikan diri ke sini,” tutur salah satu warga desa etnis Karen, Chu Wah, yang menyeberangi perbatasan ke Thailand bersama keluarganya pekan ini.
Chu Wah menuturkan kepada Reuters bahwa dirinya kabur dari kamp pengungsian Ee Thu Hta di Myanmar ke wilayah Thailand. “Saya harus melarikan diri dengan menyeberangi sungai,” ucapnya, merujuk Sungai Salween yang membentang di perbatasan Myanmar dan Thailand.
Jaringan Dukungan Damai Karen menyebut ribuan warga desa mengungsi di kamp-kamp pengungsian yang ada di sisi Myanmar dari Sungai Salween. Disebutkan bahwa mereka akan kabur ke Thailand jika pertempuran meluas.
“Dalam beberapa hari ke depan, lebih dari 8.000 warga Karena di sepanjang Sungai Salween harus melarikan diri ke Thailand. Kami berharap agar militer Thailand membantu mereka meloloskan diri dari perang,” demikian pernyataan kelompok tersebut via Facebook.
Pada Kamis (29/4) waktu setempat, pemberontak Karen menyerang unit militer Myanmar di tepi barat Sungai Salween dalam serangan dini hari. Kelompok Karen menyebut 13 tentara Myanmar dan tiga pejuang mereka tewas.
Militer-Pemberontak Bentrok, Ribuan Warga Myanmar Kabur ke Thailand
